Berlama-lama di Jejaring Sosial Bisa Jadi Pertanda Depresi

Internet adalah sumber segala informasi, semua hal bisa diperoleh di internet. Mulai soal berita, tips, produk digital, jual beli dan sebagainya. Bukan hanya informasi, internet juga menyediakan akses ke jejaring sosial yang jumlahnya pun tak sedikit.

Sisi ini menjadikan internet dan jejaring sosial menjadi harta karun serba guna dan tanpa batas. Tapi, di sisi lain, apapun yang berlebihan juga memberikan dampak yang tak baik. Atau bisa jadi merupakan pertanda sesuatu yang buruk sedang terjadi.

Seperti klaim sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking yang menemukan fakta unik mengenai durasi penggunaan media sosial dan masalah depresi pada remaja.

Info Menarik:Studi Mengatakan ‘Kepo’ di Facebook Bisa Menimbulkan Depresi

Studi ini melibatkan 750 siswa dan menemukan bahwa ada keterkaitan antara penggunaan media sosial yang intens dan kemungkinan adanya masalah kesehatan mental. Yang lebih buruk, hal ini juga terkait dengan adanya tekanan psikologi dan keinginan mengakhiri hidup yang dapat berakibat fatal.

Meski begitu, tentu tidak semua aktivitas di media sosial lantas selalu dianggap buruk. Bahkan di dalam penelitiannya, para ilmuwan memberikan catatan bagi para instansi terkait dan organisasi lainnya agar memanfaatkan jejaring sosial untuk menjangkau dan memberikan dukungan kepada remaja depresi yang cenderung menggunakan media ini untuk bersosialisasi.

Selain itu penelitian ini dapat menjadi alarm dini bagi para orang tua untuk waspada bila mendapati anaknya menunjukkan peningkatan aktivitas di jejaring sosial lebih lama dari biasanya.

Sumber berita Unilad dan gambar header Shutterstock.