Dark
Light

MegaBot II Asal Amerika Tantang Kuratas Dalam Duel Robot Raksasa

1 min read
July 3, 2015

Melihat animo tinggi khalayak terhadap sub-genre mecha dalam anime dan manga, kita boleh berkata bahwa Jepang adalah negerinya robot futuristis. Para inventor dan peneliti di sana sama sekali tidak segan untuk menggarap karya fiksi menjadi nyata. Ambil saja contohnya robot raksasa Kuratas buatan Suidobashi Heavy Industry yang dijual di Amazon seharga ¥120 juta.

Kuratas sudah mulai dirakit dan mendapatkan sorotan sejak tahun 2012, dan selama ini ia belum mempunyai lawan. Akhirnya kompetisi muncul dari benua berbeda, tepatnya berlokasi di negeri Paman Sam. Tim MegaBots baru saja menyelesaikan proyek bernama MegaBot Mark II. Para penciptanya mengklaim, MegaBot II merupakan ‘robot raksasa yang dioperasikan pilot pertama di Amerika’.

Developer menerangkan bagaimana dalam pengerjaan MegaBot II, mereka mengambil inspirasi dari robot-robot di kisah fiksi ilmiah, video game dan film – proses dibantu alat-alat robotik canggih. MegaBot berdiri setinggi lebih dari 4,5 meter dengan struktur mirip tubuh manusia. Ketika Kuratas mengingatkan kita pada rancangan Gundam atau Patlabor, penampilan MegaBot II menyerupai robot dalam jagat BattleTech.

Tubuh MegaBot II besar dan menyeramkan, bentuknya mirip percampuran kendaraan konstruksi berat dan raksasa logam seberat 5,4 ton. Developer sepertinya sengaja tidak memolesnya secara rapi, serta memakai cat dengan bercak-bercak kotor agar MegaBot terlihat garang. Supaya bisa bekerja, robot raksasa tersebut memiliki kokpit untuk memuat dua orang operator.

Info menarik: Segera Miliki Robot Mecha Raksasa Kuratas, Cuma Ada Satu di Dunia

Di sisi persenjataan, MegaBots Inc membubuhkan meriam bola cat berbobot 1,3 kilogram. Jangan bayangkan ia ‘selembut’ paintball biasa, karena kecepatan proyektil hampir menyentuh 200 kilometer per jam. Dalam videonya, meriam tersebut sanggup menembus kaca tempered dengan mudah, bahkan menyebabkan pintu mobil penyok. Developer berharap pembuatan robot-robot raksasa bisa memicu kelahiran jenis olahraga baru.

Pengembangan MegaBot II berkiblat pada prinsip gerakan bipedal (dua kaki), yang dituliskan Doktor Andreas Hofmann dalam tesisnya. Tapi buat sekarang, MegaBot masih mengusung sepasang track ala tank hasil kerjasama tim MegaBots dan Autodesk, dipilih karena lebih stabil. Mark II? Di manakah Mark I-nya? Tipe sebelumnya tentu ialah prototype, berupa turret missile.

Megabot II 02

Di akhir video, salah seorang teknisi sekaligus founder MegaBots Matt Oehrlein bilang pada kru pencipta Kuratas, “Kami punya robot raksasa, kalian punya robot raksasa. Kalian tahu artinya ini – kami tantang Anda semua berduel. Sebutkan tempatnya, dan dalam setahun, kita bertarung.”

MegaBot II memang tampak tangguh dan meyakinkan, namun Kuratas jauh lebih anggun dan canggih. Kira-kira siapa yang akan menang?

Sumber: Megabots.com.

Previous Story

Kebutuhan yang Harus Diperhatikan untuk Hindari Kegagalan Pengembangan Produk

Next Story

Bolt and Big TV Got Integrated with First Media

Latest from Blog

Don't Miss

Elon Musk Pamerkan “Optimus”, Robot Pintar Serbaguna Tesla Seharga Rp300 Juta

Di ajang Tesla AI Day 2022, Tesla baru saja unjuk

Amazon Astro Adalah Robot Rumahan dengan Integrasi Alexa

Amazon resmi jadi produsen robot. Bersamaan dengan sejumlah produk lain,