1. Startup

Social Commerce a la Mutiply: Belanja, Berjualan dan Berbagi

Multiply hari kemarin mengadakan press conference di TransForce - Grand Indonesia, Jakarta, untuk memperkenalkan Multiply Commerce kepada media serta memperkenalkan juga berbagai layanan yang ada di platform terbaru mereka untuk memudahkan para penjual yang menggunakan Multiply sebagai sarana jual beli online.

DailySocial telah menuliskan berbagai pembaruan serta perkembangan yang terjadi di Multiply yang juga memperlihatkan langkah mereka di Indonesia, akuisisi sebagian besar saham mereka oleh Naspers Limited (perusahaan e-commerce di Eropa, Asia, Amerika Latin dan Afrika, termasuk juga peluncuran Multiply Commerce yang telah diberitakan juga di DailySocial.

Seperti yang kita tahu Multiply mengubah strategi mereka dari jejaring sosial ke social commerce, dengan memanfaatkan jejaring sosial untuk berjualan, ada fitur penting dari Multiply Commerce ini seperti Marketplace, Stock Room, Payment Gateway, Shopping Cart dan Buyer Protection. Multiply juga menyediakan fasilitas Multiply Promote, Trusted Seller dan Premium Account.

Untuk payment gateway, mereka akan menyediakan hampir semua sistem pembayaran populer di Indonesia, saat ini KlikBCA, Tunai (BCA, Mandiri), PayPal danTransfer Rekening Bank menyusul Internet Banking Mandiri dan kartu kredit. Untuk payment, ini Multiply juga menyediakan Invoice Model yang bisa dikustomisasi untuk memudahkan penjualan dengan jenis barang pre-order.

Dari pengamatan saya selama acara dan perbincangan dengan beberapa penjual, meski masih ada beberapa penyesuaian atas perubahan dari platform mereka yang lama ke yang baru, para penjual ini tertarik dengan apa yang bisa ditawarkan oleh Multiply Commerce, kemudahan serta kelengkapan fasilitas jualan. Multiply juga tetap menyediakan berbagai fasilitas lama mereka (untuk berjejaring) seperti misalnya sarana berbagai tulisan lewat blog dan foto.

Multiply juga kini gencar mengkampanyekan layanan mereka sebagai Social Commerce dan tagline Belanja, Berjualan, Berbagi. Salah satu kelebihannya adalah jejaring sosial yang sudah memiliki jumlah pengguna yang banyak, penggabungan antara jumlah pengguna (pasar) dan sarana penjualan adalah beberapa hal yang dicari oleh layanan mall online lain.

Tentunya perjalanan penerapan sistem baru ini bukannya tidak menemui kendala, tanggapan penjual juga beragam, ada yang merasa kesulitan dan butuh waktu untuk untuk convert data toko mereka ke platform baru ada yang merasakan prosesnya mudah. Beberapa penjual juga tetap bertahan dengan mekanisme lama tanpa platform Multiply Commerce (Multiple 5.0).

Data statistik dari Multiply untuk pengguna Indonesia sampai saat ini juga dijelaskan oleh Andy Djiwandono, VP of Marketing & Business Multiply Indonesia, mereka telah memiliki 2 juta member aktif, 7 juta pengunjung unik per bulan, 17 kategori toko, 35.000 toko, 2.000 pedagang baru yang bergabung per bulan, 50.000 produk baru per bulan dan 8.000 produk terdaftar di Multiply Commerce sejak dirilis 10 Mei 2011. Sedangkan untuk pengguna global, lebih dari 70.000 penjual dan 20 juta pengunjung unik tiap bulannya.

Target Multiply Q2 tahun ini memang tidak muluk, seperti juga yang dijelaskan pada video dibawah ini, mereka nampaknya mengejar target edukasi, baik ke pembeli maupun penjual. Masuk akal, karena perubahan perilaku tentu membutuhkan adaptasi, dalam waktu yang tidak sebentar.

Ada satu hal menarik lagi lain yang saya temukan pada acara kemarin, yang berkaitan dengan penjual dan bagaimana mereka menanggapi platform baru ini, namun saya akan tuliskan dalam artikel lain.

Sementara itu, berikut wawancara singkat dengan Daniel Tumiwa, Country Manager Multiply Indonesia tentang Multiply Commerce dan rencana mereka di Q2 tahun ini. Mohon maaf jika hasil video kurang maksimal.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again