2Checkout Fraud Index: Indonesia Masih Tertinggi Untuk Urusan Kejahatan Pembayaran Online di Kuartal Pertama 2014
Tahun ini sudah tahun 2014 dan seharusnya Indonesia sudah tidak lagi termasuk negara yang bermasalah soal pembayaran online. Ternyata pendapat tersebut salah. Menurut riset layanan pembayaran online 2Checkout (dituangkan dalam laporan 2Checkout Fraud Index) yang melakukan pengawasan terhadap satu juta transaksi setiap kuartalnya, kejahatan pembayaran yang berasal dari Indonesia masih yang tertinggi di dunia di kuartal pertama 2014, baik berdasarkan alamat penagihan maupun alamat IP.
Menurut laporan 2Checkout tersebut, oknum yang berasal dari Indonesia memiliki kemungkinan 12 kali lipat kemungkinan untuk melakukan kejahatan jika dilihat berdasarkan alamat penagihan dan 17 kali lipat jika berdasarkan alamat IP. Angka tersebut sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Pakistan yang berada di posisi kedua untuk kedua segmen statistik "hanya" memiliki kemungkinan kejahatan 5 kali lipat berdasarkan alamat penagihan dan 9 kali lipat berdasarkan alamat IP.
Malaysia dan Filipina adalah negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang juga masih memiliki risiko untuk transaksi online. Risiko tersebut terutama dihadapi untuk transaksi dengan pengiriman internasional.
Di sisi lain, jika alamatnya berasal dari negara-negara Skandinavia dan Belgia, risiko terjadinya kejahatan pembayaran online sangatlah sedikit. Yang menarik, ternyata alamat penagihan dan alamat IP dari Tiongkok memberikan sinyal "hijau" untuk urusan seperti ini.
Tidak ada analisis yang disampaikan oleh 2Checkout mengenai temuannya ini, tetapi hasil yang diperoleh ini mengkonfirmasi bahwa Indonesia masih merupakan negara dengan risiko kejahatan terhadap transaksi pembayaran online tertinggi. Tak hanya soal urusan dengan pihak pabean yang kadang masih memusingkan, ternyata kita masih belum lepas dengan stigma risiko kejahatan seperti ini.
Selain soal negara asal tindak kejahatan pembayaran online, laporan 2Checkout Fraud Index juga menginformasikan tentang jenis-jenis produk yang sering menjadi target kejahatan transaksi online dan nominalnya. Pembayaran layanan televisi berbayar atau satelit menduduki posisi tertinggi untuk risiko kejahatan pembayaran, diikuti oleh produk pakaian dewasa, perangkat olahraga, dan perangkat video games.
Untuk nominalnya, kejahatan justru banyak terjadi untuk nominal kecil (di bawah $20) dan sangat besar (di atas $400). Transaksi dengan nominal $20-$100 justru lebih aman terhadap kegiatan ini.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]