Empat Bulan Beroperasi, Freeware Kini Menjadi Rumah Dari 12 Startup
Coworking space Freeware yang resmi didirikan Januari 2013 ini baru saja mengumumkan bahwa saat ini telah ada 12 startup yang berkantor di Freeware di bilangan Ampera, Jakarta Selatan. Freeware ini dioperasikan oleh Grupara, inkubator startup teknologi yang didirikan tahun 2011 silam.
Beberapa startup yang berkantor di Freeware juga terlibat dengan Ideosource dan Project Eden (yang sekarang berhenti beroperasi) ditambah dengan beberapa startup yang masih bootstrapping. Keduabelas startup tersebut antara lain Lolabox, Maskooling, Gravira, Kelir.TV, Telunjuk, Glassfinger, TSATB, Blinc*, Kivibyte, Flamingo, Pingmaru dan Diemdiem. Beberapa waktu lalu kami sempat menulis tentang Lolabox, Maskoolin, Gravira, Telunjuk Flamingo, dan sisanya masih belum terhighlight.
Kelir.TV adalah startup streaming video B2B yang melayani broadcast TV dan brand. Didirikan oleh mantan Detikcom, Kelir.TV telah menerima dana investasi dari Ideosource. Glassfinger adalah sebuah perusahaan pengembang game yang tadinya merupakan bagian dari Project Eden. TSATB adalah agensi digital yang fokus ke pasar muda-mudi, didanai dan dijalankan oleh Benazio Rizki Putra yang merupakan selebritis internet Indonesia yang juga memiliki stiker KakaoTalk-nya sendiri.
Blinc* saat ini sedang mengembangkan platform untuk customer loyalty yang akan segera diluncurkan dalam beberapa bulan ke depan sedangkan Kivibyte adalah sebuah perusahaan inbound marketing yang didirikan oleh CEO Gravira, Christopher M. Satriandaru. Pingmaru, sebuah platform live-chat untuk customer service yang fokus ke situs e-commerce. Terakhir, DiemDiem masih dalam tahap stealth.
Aryo Ariotedjo, co-founder dari Grupara dan Freeware ingin membuat garis jelas yang membedakan antara Grupara (inkubator) dengan Freeware (co-working space). Meskipun sering dihubung-hubungkan, Ario berkata bahwa keduanya merupakan entitas yang terpisah. "Freeware lebih ke arah organisasi non-profit yang ingin membantu tenant-nya untuk membantu dirinya sendiri dan memastikan Freeware tetap bisa bertahan. Mereka merasa terbantu dengan program ini dan saya yakin mereka akan membantu mengembangkan Freeware menjadi sebuah komunitas yang lebih besar. Kami selalu berusaha menjadikan Freeware se-netral mungkin".
Memang perusahaan-perusahaan yang diinkubasi oleh Grupara diberikan fasilitas di Freeware, namun Freeware juga tetap terbuka untuk perusahaan lain yang ingin menggunakan fasilitas tersebut secara kasual. Untuk penggunaan jangka panjang atau permanen, startup/individu bisa mengajukan permohonan untuk kemudian ditinjau dan diterima atau ditolak. "Alasan kami menciptakan Freeware adalah agar kami bisa membangun komunitas yang bertumbuh untuk entrepreneur bisa berkembang bersama jaringannya", kata Aryo.
Sebagai tambahan layanan untuk tenant Freeware, startup yang bernaung di bawah Grupara, dan untuk menarik lebih banyak entrepreneur, Freeware mengadakan sharing session tiap minggu dengan mengundang figur industri untuk datang dan berbagi pengalaman dan pengetahuan. Pembicara yang pernah berbagi seperti Pontus Sonnerstedt (mantan country manager Yahoo! Indonesia), Ryu Kawano (CEO Veritrans), Natali Ardianto (COO Tiket.com), Stefan Jung (Rocket Internet), Danny Wirianto (Mindtalk) dan Yazid Faizin (AdPlus).