Aplikasi DarahKita Permudah Masyarakat di Palopo Temukan Pendonor Darah
Saat ini masih berjalan di model bisnis sosial, memanfaatkan dana CSR perusahaan
Awal Desember 2017 lalu, Firmansyah Ibrahim, Ahyar Muawwal, dan Zulkarnain Mahsyur berkolaborasi mengembangkan aplikasi DarahKita yang diluncurkan di Palopo, Sulawesi Selatan.
Hal yang melatarbelakangi inisiatif Darahkita adalah kebutuhan darah sering tidak terpenuhi oleh PMI setempat. Banyak keluarga pasien yang harus mem-broadcast pesan di instant messenger dan media sosial mereka saat membutuhkan.
“Ini sungguh tidak efektif dan memakan waktu yang lama. Kami dari tim DarahKita hadir memberikan manfaat teknologi melalui aplikasi sehingga dapat memudahkan keluarga pasien mendapatkan darah dengan lebih cepat dan banyak nyawa yang bisa terselamatkan,” ujar Firman.
Saat ini, jangkauan layanan DarahKita baru di Sulawesi Selatan. Mayoritas pengguna yang terdaftar berasal dari Kota Makassar dan Kota Palopo.
Aplikasi ini mirip dengan inovasi yang sudah ada sebelumnya, yakni aplikasi Reblood. Keunggulan yang coba diusung DarahKita, pencari donor dapat langsung chat dengan calon pendonor. Selain itu, DarahKita juga memiliki fitur semacam aplikasi crowdfunding. Bukan dengan bentuk uang, melainkan jumlah kantong darah yang dibutuhkan.
Ada beberapa fitur lain di aplikasi DarahKita. Pertama, fitur "Cari dan Chat" yang memungkinkan orang dapat mencari pendonor di wilayah sekitar. Selanjutnya ada fitur "Pencarian Lokasi dan Event". Di sini ditampilkan lokasi donor darah terdekat pada setiap kota yang ada. Jika ada acara donor darah pada kota tersebut, akan muncul pemberitahuan kepada calon donor yang siap untuk mendonor.
Terakhir ada fitur "Reward" yang memungkinkan melakukan redeem terhadap poin yang didapatkan pendonor setiap kali mendonor untuk ditukarkan dengan merchandise menarik yang disiapkan mitra DarahKita.
Untuk saat ini DarahKita, yang merupakan aplikasi sosial atau yang sering disebut socioprenuer, lebih mengandalkan dana-dana CSR perusahaan. Tapi ada model bisnis yang direncanakan ke depannya agar aplikasi ini bisa bertahan lama dan bermanfaat, seperti menjalin kerja sama dengan layanan transportasi online dalam hal pengantaran calon donor.
DarahKita masih berkutat keterbatasan finansial sehingga banyak daerah yang belum tersentuh. Banyak ajakan untuk melebarkan sayap ke daerah-daerah tertentu, tetapi kendala dana operasional menjadi penghambat saat ini.
Ke depan, Firman dan rekan berharap makin banyak pihak yang mau menjalin kerja sama mengembangkan aplikasi ini untuk kepentingan masyarakat umum. Selain itu, DarahKita berharap, layanannya dapat menjangkau ke seluruh daerah di Indonesia, terutama kawasan Timur.
“Setelah bagian Timur ini dapat terlayani dengan baik, kami juga akan memberikan manfaat ke Indonesia bagian Barat,” jelas Firman.