Aplikasi Rangkuman Buku "Bestseller" Pimtar Diluncurkan
Telah memiliki lebih dari 100 koleksi buku dan video pengetahuan
Bertujuan memudahkan para pecinta buku membaca dengan mudah secara digital, aplikasi Pimtar diluncurkan. Kepada DailySocial, CEO dan Co-Founder Pimtar Ardhi Ridwansyah mengungkapkan, ide diciptakannya Pimtar berawal dari buku yang dibacanya berjudul "Marketing for Busy People" tahun 2017 lalu. Buku yang berisi rangkuman konsep-konsep pemasaran tersebut, ditujukan bagi mereka yang ingin mendalami pemasaran namun hanya punya sedikit waktu luang di tengah kesibukan.
"Setelah buku ini diluncurkan, muncul ide untuk membuat platform digital untuk topik-topik yang lebih luas. Tujuannya sama yaitu memudahkan mereka yang ingin update pengetahuan di tengah kesibukan," kata Ardhi.
Pimtar disebut sengaja dirancang dan dikemas sebagai bacaan ringan mencerahkan yang bisa diselesaikan kurang dari 15 menit saja.
Layanan Pimtar mengklaim saat ini sudah memiliki lebih dari 100 koleksi buku dan video pengetahuan. Setiap rangkuman baru akan ditambahkan setiap awal pekan. Sementara versi audio direncanakan akan tersedia untuk pengguna berbayar (premium) dalam waktu dekat.
"Puluhan judul masih dalam tahap editing serta rencananya akan dipublikasikan secara bertahap setiap minggunya," kata Ardhi.
Sekilas layanan yang ditawarkan oleh Pimtar serupa dengan Blinkist. Aplikasi global yang memiliki rangkuman lebih dari 2000 buku secara digital.
Rencana penggalangan dana
Dirilis pertengahan bulan April ini, Pimtar saat ini memiliki sekitar 500 pengguna terdaftar. Masih menjalankan bisnis secara bootstrap, Pimtar pun memiliki rencana untuk fundraising tahun ini.
"Kami berharap Pimtar bisa menjadi bacaan bergizi tinggi dengan menyediakan topik-topik penting seperti pengembangan diri, motivasi, bisnis, biografi, kepemimpinan, kesehatan, parenting dan topik-topik menarik lainnya," kata Ardhi.
Selain menyajikan intisari buku-buku relatif baru, Pimtar juga fokus mengangkat buku-buku laris yang sudah sulit ditemukan di pasaran sehingga pengetahuan tersebut bisa tetap diakses masyarakat.
"Semua disajikan sejalan dengan positioning yang kami janjikan, yaitu sebentar bacanya cepat pintarnya," tutup Ardhi.