Grup Astra Konfirmasi Investasi Dua Triliun Rupiah untuk Go-Jek
Astra disebut-sebut jadi investor terbesar untuk putaran kali ini, juga berpartisipasi Google, Temasek, dan Meituan-Dianping
Grup Astra mengonfirmasi investasi perdana ke sektor digital sebesar US$150 juta (2 triliun Rupiah) untuk Go-Jek. Diharapkan dengan investasi ini kedua perusahaan bisa melakukan banyak kolaborasi bisnis sebagai upaya mengembangkan UMKM di Indonesia.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut diselenggarakan hari ini, (12/2), dihadiri Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto, CEO dan Founder Go-Jek Nadiem Makarim, dan disaksikan Menkominfo Rudiantara.
Menurut Prijono, investasi yang dikucurkan Astra ini berasal dari kas internal induk perusahaan Astra International. Pihaknya mengungkapkan ketertarikan ke Go-Jek lantaran secara historis Nadiem dan tim memiliki kekuatan yang kuat untuk memajukan startup unicorn di sektor on-demand ini.
Antara Astra dan Go-Jek disebut memiliki benang merah yang bisa menjadi langkah awal untuk saling berkolaborasi. Astra memiliki bisnis inti di bidang otomotif dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. Begitupun Go-Jek yang kini diklaim memiliki lebih dari satu juta pengemudi, lebih dari 125 ribu mitra usaha, dan beberapa pencapaian lainnya.
"Secara historis, ketika Nadiem datang ke kami sekitar tiga tahun lalu, kita lihat ada semangat tinggi untuk memajukan Go-Jek. Saya lihat Go-Jek menjadi salah satu perusahaan lokal yang mengubah dunia menurut Fortune. Akhirnya kami memutuskan gabung ke Go-Jek karena ada benang merah dan menjadi awal yang baik untuk bisa dikembangkan bersama," terangnya.
Masuknya Astra sebagai investor, menurut Nadiem, disebut-sebut sebagai investor lokal dengan nilai terbesar dibandingkan investor lainnya dalam putaran dana terbaru ini. Tak hanya itu, investasi ini adalah terbesar yang dilakukan Astra untuk perusahaan digital.
Dia juga mengonfirmasi bahwa Astra masuk dalam putaran dana yang di dalamnya terdapat Google, Temasek, dan Meituan-Dianping. Kendati demikian, Nadiem tidak memberi konfirmasi terkait perolehan dana yang didapat dari penggalangan terbarunya ini.
Sejumlah media menyebutkan total dana yang diharapkan Go-Jek mencapai $1,2-1,5 miliar (sekitar 15-20 triliun Rupiah) untuk bersaing di pasar on-demand menghadapi Grab dan Uber. Sebelumnya disebutkan pula Go-Jek mendapat investasi dari konglomerat lokal lain, melalui Blibli, sekitar $100-120 juta. Bila ditotal, kedua perusahaan ini menyuntikkan modal sekitar Rp3-3,5 triliun untuk Go-Jek.
"Makna investasi ini bagi Go-Jek adalah secara tradisional masih lebih banyak investor luar yang berinvestasi ke startup lokal. Namun Astra telah menjadi pionir untuk membuktikan bahwa ekonomi digital itu nyata. Ini akan jadi sejarah perusahaan lain [yang] akan mengikuti. Sekarang paradigmanya sudah bukan 'should I [invest to startup]', tapi 'when and how much'," ucap Nadiem.