AyoPeduli Berharap Akan Tarik Lebih Banyak Donatur Aksi Sosial Dengan Sistem Insentif
Setelah meluncurkan ulang situsnya dengan tampilan yang lebih mudah digunakan serta mengedepankan transparansi, AyoPeduli dengan tegas menempatkan posisi sebagai wadah bagi siapa saja yang ingin menggalang dana untuk tujuan sosial. Transparansi penting sebab donasi ini bersifat “patungan”, dengan mengajak orang untuk menyumbangkan uangnya kepada tiga tujuan utama pegerakan sosial yang diusung AyoPeduli yakni, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Tiga masalah besar tersebut dinilai berdampak langsung pada kesejahteraan penduduk Indonesia pada umumnya. Konsep transparansi sangat jelas dengan menampilkan kepada publik secara gamblang jumlah donasi yang terkumpul.
Dalam upaya untuk mendorong masyarakat berperan aktif mendukung aksi sosial yang dikampanyekan, dibuatlah sistem gamifikasi yang menarik. Kalangan yang dibidik selain pengguna sebagai pencetus aksi atau donatur, pun mendorong UKM atau pemilik usaha yang ingin ikut berpartisipasi dalam perubahan sosial bagi masyarakat luas. Caranya dengan Gudness Poin dan Gudness Partner.
“Gudness Poin dan Gudness Partner merupakan fun incentive system yang kami berikan kepada donatur dan [relawan] yang membantu aksi-aksi sosial,” tutur Jaenal Gufron, founder AyoPeduli.
Lebih lanjut ia menjelaskan setiap pengguna yang daftar di AyoPeduli akan langsung mendapatkan 25 Gudness Poin. Jika pengguna bergabung menjadi relawan akan mendapatkan 10 Gudness Poin untuk setiap aksi, dan jika ada pengguna yang turut memberikan sumbangan akan mendapatkan 1 Gudness Poin untuk setiap Rp 1.200 yang disumbangkan. Gudness poin ini dapat ditukarkan dengan produk maupun jasa dari Gudness Partner.
Gudness Partner adalah pihak-pihak yang membantu AyoPeduli dengan menawarkan produk atau jasanya untuk ditukarkan kepada pengguna yang memiliki Gudness Poin. “Kami menargetkan Gudness Partner adalah UKM-UKM yang ingin menyebarkan semangat berbagi dan peduli. Dengan sistem baru ini semua yang terlibat dalam Ayopeduli akan mendapatkan keuntungan dalam menggunakan AyoPeduli.”
Langkah selanjutnya setelah meluncur resmi adalah membentuk komunitas @ayopeduli di berbagai kota di Indonesia. Saat ini sudah ada lebih dari 110 fasilitator yang terdaftar di seluruh kota di Indonesia.
Dengan fasilitator yang sudah tersebar di seluruh Indonesia, AyoPeduli melihat sebuah kebutuhan untuk memudahkan fasilisator dan relawan dengan mengeluarkan mobile app. Hal ini juga ditujukan agar terjaring lebih banyak relawan dan donatur. Memudahkan siapa saja untuk mencetuskan ide untuk menyelesaikan satu masalah sosial tertentu.
Kendala yang dihadapi sejauh ini menurut pengakuan Jaenal adalah sosialisasi mengenai platform kepada masyarakat secara luas. “Banyak komunitas sosial yang kami ajak untuk menggunakan platform ini namun mereka masih belum merespon secara baik kehadiran AyoPeduli. Saya masih menunggu responnya karena saat ini mereka masih konsen kepada penanggulangan bencana,” cetusnya.
Pada dasarnya siapa saja dapat berpartisipasi menjadi seorang fasilitator aksi sosial namun tetap ada sistem validasi dari aksi yang diusulkan pengguna. AyoPeduli akan bertemu secara langsung, melakukan wawancara kepada facilitator dan memastikan standar aksi sosial sudah jelas. Aksi tersebut harus memiliki dampak positif untuk tiga kategori yang menjadi prioritas perbaikan sosial AyoPeduli. Aksi haruslah bertujuan untuk perbaikan, perubahan, serta penyelesaian masalah seputar pendidikan, kesehatan dan lingkungan.
“Aksi-aksi sosial ini dapat berdampak baik bagi penerima seperti halnya orang-orang kurang mampu, masyarakat pedalaman serta anak-anak yang kurang perhatian dalam hal pendidikan. Hal ini penting untuk membangun kesadaran bersama-sama dalam menciptakan keadaan yang lebih baik,” tutup Jaenal.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]