Banyak “ahli” media sosial di Indonesia yang merasa mampu mengembangkan bisnis Anda. Dengan bermodalkan hanya pada selembar halaman berisi ide-ide yang berfokus pada buzzerdan community building, mereka mengganggap dirinya sudah bisa menyukseskan kampanye media sosial tanpa proses kerja yang jelas.
Media sosial, sebagai salah satuchannel marketing, mungkin bisa dikatakan berpuncak pada buzz. Namun, buzzitu sendiri bisa pun sulit dipahami dan tidak menjamin keberhasilan promosi. Dengan terlalu fokus padabuzz, perhatian Anda bisa teralihkan dari alasan utama bisnis menggunakansocial media marketing, yaitu Return on Investment (ROI).
Anda perlu berpikir dengan teliti mengenai pilihan Anda, baik dengan tim internal maupun lewat agensi. Anda pun harus memiliki wawasan yang cukup untuk tahu dan paham kekurangan dan kelebihan opsi-opsi yang ada. Di bawah ini adalah beberapa pemikiran saya untuk menciptakan proses kerja yang jelas.
1. Pilih Platform Anda
Ada banyak channelmedia sosial yang tersedia. Dari sekian banyak platform social media, jaman sekarang yang paling menjanjikan adalah Facebook dan Twitter. Dua platformmedia sosial ini memiliki jangkauan pemirsa terbesar. Malahan, ada baiknya jika brandbisnis Anda memiliki akun di kedua platformtersebut. Platformyang juga patut diperhitungkan yaitu YouTube, Google+, Pinterest, dan forum-forum lokal. Cobalah mencari referensi, joinke dalamnya, riset, dan cari tahu lebih lanjut tentang channel-channeltersebut supaya Anda lebih tahu, bagaimana cara channel-channelini turut andil mengembangkan bisnis Anda. Lagi pula, sudah ada banyak panduan yang bisa membantu Anda untuk memberikan pertanyaan yang tepat pada saat sedang mewawancara kandidat atau agensi untuk menangani media sosial Anda.
Saya pribadi akan memulai dengan Facebook dan Twitter, dan benar-benar “memegang” keduanya itu sebelum merambah ke platformlainnya.
2. Definisikan KPI yang Harus Dipantau
Ada banyak Key Performance Indicators (KPI). Beberapa diantaranya berdasarkan pada faktor sosial seperti bagaimana menjangkau audiens dan berinteraksi dengan mereka. Dari sisi transaksi, konversi penjualan pun tetap menjadi salah satu indikator. Anda perlu mendefinisikan faktor-faktor KPI yang bisa mengindikasikan kesuksesan yang berarti bagi Anda dan mencari cara untuk terus memantaunya. Dalam hal ini, Google adalah sahabat Anda. Cari kisah-kisah sukses mengenai hal ini, downloaddata-data laporan yang ada, dan bacalah panduan-panduan yang disediakan. Ada tiga area kunci yang harus dipantau, yaitu awareness, interaksi, dan konversi.
Rekomendasi saya adalah, pikirkan tujuan dasar bisnis Anda. Bagaimana channeldan kegiatan yang Anda pilih bisa memberi kontribusi dalam meningkatkan pendapatan?
3. Prediksikan Target KPI Anda
Berdasarkan pada keputusan Anda akan tolok ukur yang sudah dipilih, definisikan apa-apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai target supaya investasi Anda menjadi berharga. Di sini, Anda belum perlu repot-repot memikirkan bagaimana caranya membantu orang(audiens). Fokus saja padagoalsyang menjadi tolok ukur, supaya ada hasil nyata bagi investasi Anda di channel marketingini.
Gunakan KPI yang telah Anda pilih untuk melacak dan menentukan hal-hal (terutama angka) yang perlu diraih seiring dengan berjalannya waktu.
4. Buat Perencanaan Untuk Mencapai Target
Bagian ini adalah yang paling rumit dan sulit dilakukan dengan benar: mengimplementasikan ide-ide dengan efektif, menentukan gaya bahasa yang tepat, dan membuat percakapan atau diskusi yang ikhlas. Semua ini bukan hanya soal ide-ide keren, tetapi juga fokus yang mendalam untuk membantu orang. Tujuan utama social media marketingadalah membangun interaksi, bergabung dengan diskusi, dan membuat orang-orang(audiens)ikut berpartisipasi melalui konten yang Anda hasilkan. Mengukur dan memprediksi performa sangatlah krusial untuk menjustifikasi performa bisnis Anda. Tetapi, jika berbicara taktis, angka-angka tersebut bisa dinomor duakan. Saat Anda membalas komentar seseorang, membuat konten, dan membagikan apapun, Anda boleh mengesampingkan tujuan dasar (target)dan hanya berfokus pada apa yang terbaik bagi audiens. Saya pribadi akan memisahkan fungsi pengembangan konten dengan keperluan menganalisis dan mengoptimasi performa konten. Karena, menggabungkan keduanya akan merisikokan konten yang Anda buat. Bisa jadi, Anda gagal menggaet hubungan dengan audiens.
Perhatikan sumber daya yang Anda miliki. Cobalah memahami calon pelanggan Anda dan cari tahu cara terbaik untuk memberikan sesuatu yang berarti bagi mereka.
5. Menganalisa, Meningkatkan, Mempertimbangkan
Mulailah mengevaluasi konten Anda pada level yang lebih rinci dan lihat bagaimana hasilnya. Lakukan hal-hal yang telah sukses membuat orang mau share, klik,twit, like, pin, join, komen, membeli dan tersenyum.
Jadi, kali lain Anda bertemu dengan orang yang mengklaim diri sebagai “ahli” media sosial yang menjanjikan “buzz” sebagai cara cepat untuk menang, minta mereka untuk menjabarkan tahap demi tahap: bagaimana cara mereka akan melakukannya. Jika tidak dimulai dengan mengukur performa, maka mungkin saja dia hanyalah orang yang merasa ahli hanya karena memiliki akun Twitter.
Razi Thalib, pecinta dunia digital yang sekarang menjabati posisi sebagai VP Digital Product dan Online Marketing untuk Zalora Indonesia. Dia juga menjalankan sebuah agensi web bernama bridges and balloons di waktu luangnya. Anda dapat membaca buah pikirannya di twitter @RaziThalibnamun ia merekomendasikan Anda untuk sebaiknya kembali bekerja!
[Gambar 1, 2]