Bareksa Rilis Aplikasi Mobile dan Dukung Tokopedia Reksa Dana
Jadi senjata untuk menggaet 250 ribu nasabah baru sampai akhir tahun ini
Bareksa akhirnya ini merilis aplikasi mobile setelah cukup lama fokus mengembangkan versi desktop sejak pertama kali diluncurkan pada 2013. Cukup berbeda, UI/UX versi mobile terlihat lebih ramah, baik dari pemilihan ukuran huruf, ada proyeksi keuntungan, dan grafik NAB yang diilustrasikan dengan simpel.
Alur registrasi dan transaksinya pun juga dibuat lebih simpel dan mudah diisi, tanpa harus keluar dari ekosistem aplikasi. Ini dimaksudkan sebagai strategi mencegah churn rate yang rentan terjadi dalam bisnis aplikasi. UI/UX Bareksa dalam versi desktop cukup jauh berbeda karena terkesan cukup njelimet bagi orang awam.
"Kita sengaja desain lebih simpel agar pengguna baru tidak merasa terintimidasi. Ada filter yang bisa disesuaikan untuk pencarian. Flow untuk register pun dibuat sangat singkat sampai tiga step saja," terang Presiden Direktur Bareksa Ady F. Pangerang kepada DailySocial, Kamis (22/2).
Dengan tampilan yang lebih user friendly, sambung Ady, secara perlahan-lahan mampu mendongkrak nasabah baru. Diklaim Bareksa mendapat 200 nasabah baru setiap harinya. Ady pun menargetkan sampai akhir tahun ini dapat menggaet sekitar 500 ribu nasabah.
Cari solusi pembayaran
Sementara ini soal pembayaran di Bareksa masih "kurang digital" karena nasabah harus transfer ke rekening bank kustodian dan mengirimkan buktinya lewat email atau WhatsApp. Ady mengaku masalah ini jadi salah satu alasan nasabah, terutama dari kalangan millennial, agak enggan untuk membeli reksa dana.
Untuk itu, pihaknya sedang berdiskusi dengan OJK mencari solusinya namun tidak menyalahi aturan. Salah satu opsi yang ditawarkan Bareksa ke OJK adalah menghadirkan fitur payment gateway, sehingga pembayarannya cukup dengan menggunakan virtual account (VA).
"Untuk solusi pembayaran, kami masih cari solusi karena sistem reksa dana ini agak ribet dibandingkan [layanan] e-commerce karena harus lewat bank kustodian. Masih kita didiskusikan dengan OJK karena ini berkaitan dengan regulasi."
Tambah rekanan dengan Tokopedia
Tak hanya dengan Bukalapak, kini Bareksa juga resmi bermitra dengan Tokopedia untuk menghadirkan produk reksa dana.
Yang berbeda dengan kerja sama dengan Bukalapak, semangat Tokopedia adalah memanfaatkan dana yang mengendap di TokoCash dapat dialihkan secara otomatis (auto switch) ke reksa dana. Para pengguna dapat merasakan imbal hasil yang diberikan reksa dana, sekaligus dapat mencairkannya secara langsung untuk membayar transaksi di sana (auto redemption). Fitur tersebut belum ada dalam BukaReksa.
"Tokopedia punya filosofi yang beda. Mereka ingin mengoptimasi idle cash di TokoCash untuk diinvestasikan ke reksa dana dengan mudah, namun bisa dicairkan dengan mudah pula saat ingin dipakai [dananya]," kata Ady.
Hal ini berbeda dengan BukaReksa yang semangat awalnya adalah menjadi marketplace reksa dana. Di dalamnya terdapat berbagai produk reksa dana terkurasi yang bisa dipilih para penggunanya.
Bukalapak juga menggandeng CIMB Principal Asset Management untuk menghadirkan produk sendiri, CIMB-PRINCIPAL Bukareksa Pasar Uang. Langkah tersebut tidak ambil Tokopedia sebagai diferensiasinya. Tokopedia baru bekerja sama dengan Syailendra Capital untuk produk reksa dana pasar uang Syailendra Dana Cash.
Untuk model bisnisnya, Bareksa mendapat management fee dari setiap transaksi dalam Tokopedia. Cara berinvestasi di Tokopedia cukup simpel, pengguna hanya cukup menyiapkan foto KTP saja. Nominal investasinya minimal Rp10 ribu.
Ady mengungkapkan pihaknya menargetkan dapat menggaet tambahan sekitar dua pemain e-commerce lainnya untuk menjadi mitra.
"Ini kerja samanya [dengan Tokopedia] tidak eksklusif, kami ingin demokratisasi pasar dengan membuka akses pasar modal ke siapa pun sebanyak mungkin. Sebagai APERD, kami dimungkinkan untuk buka gerai [penjualan] lebih banyak lagi," pungkas Ady.