Kantongi Pendanaan Baru, Berrybenka Perkuat Omni Channel dan Chat Commerce
Akan meluncurkan 20 "pop up store" sepanjang tahun 2017, meluncurkan asisten pribadi Stella dan Berrybenka Curve
Layanan fashion commerce Berrybenka, diam-diam pada kuartal keempat 2016 lalu telah mendapatkan pendanaan Seri C dari sejumlah investor lokal hingga asing. Sebelumnya Berrybenka memang tidak mengumumkan sedang melakukan penggalangan dana, namun Co-Founder dan CEO Jason Lamuda mengungkapkan proses funding ini telah direncanakan dengan melakukan pendekatan dengan investor seperti Maj Invest Private Equity, Asia Summit Capital, Softbank-Indosat Fund, dan beberapa investor lokal.
Maj Invest Private Equity dalam hal ini menjadi Lead Investor. Dari pendanaan tersebut Berrybenka mengantongi dana segar dengan nilai 8 digit dalam dolar Amerika Serikat (lebih dari $10 juta)
“Tahun ini kami memiliki beberapa fokus bisnis utama, yaitu memperkuat omni-channel (kombinasi online dan offline), chat commerce dan beberapa program lainnya,” kata CEO Berrybenka Jason Lamuda saat acara temu media hari ini.
Jason juga menambahkan pendanaan tersebut nantinya akan digunakan untuk pemasaran, menambah dan membina talenta yang telah dimiliki.
“Talenta merupakan aset terbesar yang dimiliki oleh sebuah startup, kami di Berrybenka juga ingin merekrut talenta terbaik sekaligus membina mereka agar bisa memberikan kontribusi untuk perusahaan,” kata Jason.
Membuka lebih banyak Pop up Store dan inovasi Chat Commerce
Selama ini Berrybenka termasuk fashion commerce pertama yang berhasil menerapkan skema online-to-offline (O2O) melalui toko fisik di beberapa mal terkemuka di tanah air. Sepanjang tahun 2016 Berrybenka telah berhasil menghadirkan 15 Pop up Store yang diklaim mampu meningkatkan jumlah pendapatan hingga pengguna baru.
Di tahun 2017 ini Pop up Store Berrybenka juga akan semakin banyak dibuka dengan menargetkan 20 Pop up Store baru, dan memfokuskan kota-kota di luar pulau Jawa.
“Kami cukup happy ternyata saat ini banyak pembeli produk fashion Berrybenka berasal dari Balikpapan hingga Makassar, membutikan bahwa peminat di luar pulau Jawa secara perlahan tapi pasti mulai mendominasi pembeli di Berrybenka,” kata Jason.
Selain melalui kanal offline, di tahun 2016 lalu Berrybenka juga telah mengembangkan layanan baru kepada pelanggan melalui inisiatif Chat Commerce. Layanan komunikasi yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan melalui Whatsapp, LINE, Facebook Messenger dan live chat.
“Kami juga merencanakan untuk menghadirkan In-App Message yang memudahkan pelanggan untuk melakukan komunikasi dengan Berrybenka, masih dalam proses pengembangan dan untuk sementara kami masih memanfaatkan channel chat umum yang ada,” kata Jason.
Asisten pribadi ‘Stella’ dan Berrybenka Curve
Untuk memberikan pelayanan lebih kepada loyal customer atau pelanggan yang secara rutin membeli produk di Berrybenka, akan dihadirkan layanan ‘Stella’ yaitu asisten pribadi pembeli yang ingin mendapatkan informasi, rekomendasi hingga detil terkini tentang status produk yang sudah dibeli. Saat ini target dari Stella adalah untuk pelanggan setia, namun kedepannya asisten pribadi ini juga akan dihadirkan untuk pelanggan baru Berrybenka.
“Saat ini kami sudah memiliki 2500 pelanggan setia Berrybenka yan telah melakukan komunikasi secara intens dengan tim internal kami melalui Stella, selain membantu layanan ini juga bisa meningkatkan repeat order kami di Berrybenka,” kata Jason.
Sementara itu melihat tren, demand dan peluang yang ada Berrybenka juga segera akan meluncurkan layanan baru khusus untuk pakaian plus size atau ukuran lebih besar. Dengan menggabungkan produk private label dan produk dari merchant yang ada, diharapkan Berrybenka Curve bisa menjadi pilihan baru para perempuan Indonesia.
“Sebelumnya kami sudah menerima banyak permintaan dari pembeli yang menginginkan produk plus size tersedia di Berrybenka, dengan alasan itulah maka pada kuartal ketiga 2017 nanti Berrybenka Curve akan kami luncurkan,” kata Jason.
Secara keseluruhan Berrybenka mencatat tahun 2016 merupakan tahun dimana Berrybenka melakukan uji coba untuk beberapa inovasi. Mulai dari Pop up Store hingga private label. Untuk private label sendiri tahun 2017 ini akan semakin dikembangkan melihat pertumbuhan sebelumnya yang mencapai diatas 40% dari total penjualan private label Berrybenka.
“Dari sisi traffic mobile web dan aplikasi menjadi penyumbang terbesar untuk Berrybenka, dengan 65% traffic yang datang dari mobile web dan aplikasi serta menyumbang sekitar 50% untuk penjualan. Kami optimis tahun 2017 ini dengan beragam layanan dan inovasi yang ada bakal meningkat jumlahnya,” tutup Jason.