1. Startup

Platform “Earning" Aset Kripto Blocknom Umumkan Perolehan Dana Awal 7 Miliar Rupiah

Menawarkan "earning" aset kripto berbasis stablecoin dari USDT, USDC, dan XIDR tanpa "lockup period"

Platform earning aset kripto Blocknom mengumumkan penutupan pendanaan tahap awal sebesar $500 ribu (lebih dari 7 miliar Rupiah) dari tiga investor, yakni YCombinator, Number Capital, dan Magic Fund. Kedua investor terakhir ini, digawangi oleh Hendra Kwik (Fazz), sekaligus menjadikannya sebagai advisor di Blocknom bersama Tianwei Liu (Fazz) dan Thomas Chen (Magic Fund).

Blocknom saat ini berada di bawah inkubasi Y Combinator batch Winter 2022 bersama sejumlah startup lainnya. Startup tersebut dirintis pada Januari 2022 oleh mantan pegawai Gojek dan Shopee Fransiskus Raymond dan matan engineer Ritase Ghuniyu Fattah Rozaq.

Sebagai diferensiasi dengan platform earning lainnya, Blocknom menawarkan yield deposito terhadap aset kripto berbasis stablecoin yang tersedia, yakni USDT (Tether), USDC (Circle), dan XIDR (StraitsX). Produknya tidak memiliki lockup period, dengan demikian investor dapat melakukan withdraw dananya kapan saja saat dibutuhkan. Blocknom menawarkan earning hingga 13% per tahun dan diklaim aman dari volatilitas harga koin.

“Kami memulai Blocknom untuk membuat investasi kripto mudah bagi semua orang. Berdasarkan hasil riset, kami menemukan bahwa 90% orang tidak mendapatkan hasil yang baik dari trading kripto. Namun mereka merasa lebih baik untuk melakukan investasi kripto jangka panjang. Kami belum dapat menemukan produk yang sesuai di pasaran. Maka, kami memutuskan untuk membangun Blocknom demi kebaikan semua orang,” ucap Co-founder dan CEO Blocknom Fransiskus Raymond dalam keterangan resmi, Jumat (4/3).

Blocknom

Menurut blog perusahaan, Blocknom adalah gerbang pertama investor memasuki era DeFi (Decentralized Finance). Platform ini beroperasi dalam basis internet web2 dan menjadi jembatan kepada investor menuju industri DeFi web3. Blocknom menerapkan transparansi dalam proses pengelolaan dana dan memiliki sistem proof of community, dengan komitmen selalu melibatkan komunitas terhadap proses pemilihan DeFi untuk pengelolaan dana investor dan memiliki program unlimited incentives bagi komunitasnya.

Dalam proses earning, investor melakukan earning deposito di situs atau aplikasi Blocknom dan investor akan mulai mendapatkan rewards yang dibagikan setiap hari.

Di belakang layar, dana investor akan otomatis dimasukkan ke dalam berbagai platform staking dan earning yang telah dipilih sebelumnya komunitas Blocknom seperti, A.A.V.E, BALANCER, CELCIUS NETWORKS, CURVE, dan sebagainya. Algoritma Blocknom akan otomatis melakukan proses pemilihan dan pendistribusian dana dengan ke dalam platform DeFi tersebut yang memiliki yield terbesar.

Bunga yang kompetitif tersebut bisa diberikan karena backbone institusi pinjamannya adalah teknologi blockchain, yang memiliki bisnis utama pinjaman dengan kolateral. Kolateral tersebut berupa aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, dll. Hal ini memungkinkan peminjam membayar bunga premium, sebab mereka percaya nilai asetnya akan jauh lebih tinggi dibanding bunga yang mereka bayar.

Blocknom memercayakan Fireblock sebagai perusahaan kustodian untuk menyimpan seluruh dana deposito Blocknom. Untuk keamanan lainnya, menerapkan keamanan wallet level tertinggi setingkat standar bank dan enkripsi penuh (2 factor verification). Dari segi regulasi, Blocknom beroperasi di seluruh Asia Tenggara dengan menggunakan metode partner lisensi dari StraitsX yang telah memiliki izin dari MAS. Juga, sedang mengajukan permohonan izin beroperasi di Indonesia kepada Bappebti selaku otoritas terkaitnya.

Fransiskus menuturkan, setelah earning stablecoins, perusahaan akan terus berinovasi demi mewujudkan misi semua orang dapat memulai perjalanan investasi kripto melalui Blocknom.

“Ke depannya, akan ada sejumlah fitur lain yang bertujuan membantu masyarakat merasakan manfaat dari kripto, bukan hanya sebagai investasi, tapi juga bagian dari kehidupan sehari-hari,” tutupnya.