Cerita Pengalaman SmarTernak Ikuti "Google Demo Day Asia" di Shanghai
Mendapatkan kesempatan bertemu dengan para founder startup lainnya dan bertemu secara langsung dengan mentor Google
Menjadi satu-satunya startup asal Indonesia yang dipilih Google Asia Pacific untuk acara Demo Day Asia merupakan pengalaman yang berharga buat DycodeX. Melalui SmarTernak, perusahaan pengembang software asal Bandung ini, mendapatkan kesempatan untuk bersaing dengan 9 startup dari negara lainnya di Asia dalam acara Demo Day Asia di Shanghai bulan September 2018 lalu.
Kepada DailySocial, CEO DycodeX Andri Yadi mengungkapkan, dipilihnya SmarTernak mewakili Indonesia mengikuti acara Google Demo Day Asia 2018, merupakan validasi dan justifikasi tersendiri buat DycodeX yang membuktikan bahwa teknologi yang dikembangkan telah diakui dan memberikan impact untuk orang banyak.
"Sesuai dengan misi kami, ketika mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari kegiatan ini, adalah untuk bisa melakukan scale up dengan bantuan dari mentor dan sumber daya dari Google," kata Andri.
Bersaing dengan 9 startup lainnya di Asia, tim SmarTernak mendapatkan kesempatan bertemu dengan para founder startup lainnya dan bertemu secara langsung dengan mentor Google. Selain kesempatan untuk memberikan pitching kepada para juri, SmarTernak juga mendapatkan masukan menarik untuk produk yang dikembangkan.
Potensi scale up SmarTernak
Andri mencatat terdapat sekitar 16 juta ternak di Indonesia, namun faktanya Indonesia masih melakukan impor daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di tanah air. Menurut Andri, persoalan ini terjadi karena adanya mismanagement, yang ternyata juga di-highlight para mentor Google Demo Day Asia.
"Dalam kegiatan pitching tersebut, kami dari SmarTernak diminta untuk melihat peluang dan potensi yang ada. Intinya adalah bagaimana SmarTernak bisa melakukan scale up dari sisi cakupan produk dan layanan juga negara," kata Andri.
Lanjut Andri, tidak hanya teknologi untuk ternak saja yang bisa dikembangkan DycodeX. Para mentor juga melihat perlindungan dan pengawasan terhadap satwa liar juga bisa dijadikan peluang untuk dikembangkan secara teknologi.
"Saat ini negara lain sudah banyak menerapkan teknologi hingga sensor untuk ternak hingga hewan. Di Indonesia sendiri masih belum banyak startup yang mengembangkan teknologi tersebut," kata Andri.
Masih dalam proses penjajakan bertemu dengan investor lokal dan asing, Andri dan tim sempat bertemu dengan beberapa perusahaan venture capital. Kesempatan tersebut dimanfaatkan memperluas jaringan dan melakukan diskusi dengan VC yang tertarik untuk berinvestasi.
"Sesuai dengan target kita, hingga akhir tahun 2018 diharapkan kita sudah memiliki pendanaan baru tahapan Seri A agar bisa dimanfaatkan untuk scale up dan ekspansi ke negara lainnya," ujar Andri.
Tips mengikuti kegiatan Demo Day
Setelah mengikuti acara Google Demo Day pertama di Asia (sebelumnya di Amerika Serikat dan Eropa), Andri melihat kesempatan yang diberikan Google kepada DycodeX, sejalan dengan rencana perusahaan, yaitu fokus scale up dan memberikan layanan yang berguna untuk orang banyak.
"Saya melihat startup yang siap melanjutkan ke tahap scale up, telah memiliki revenue, dan telah melakukan fundraising bisa menjadi bagian dari Demo Day Asia selanjutnya. Fokus kepada layanan yang berguna untuk orang banyak," kata Andri.