1. Startup

Layanan E-Commerce Indosat Cipika Geser Fokus Pasar ke Segmen Gadget

Transaksi segmen gadget ditargetkan dapat mencapai 80% dari total transaksi yang terjadi tahun ini

Beberapa bulan yang lalu kami memberitakan bahwa tahun 2015 akan menjadi tahun yang cukup sibuk bagi Cipika, sebab mereka bakal lebih serius menggarap marketplace gadget dan travel-nya, termasuk dengan promosi bundle dengan Indosat. Hal tersebut pun ditanggapi dengan serius oleh Indosat yang merupakan pemilik dari portal e-commerce ini. Indosat memutuskan untuk menggeser fokus Cipika yang semula berjualan makanan, snack, dan kerajinan tangan, menjadi gadget.

Dikutip dari IndoTelko, Head of Digital Commerce Indosat Carlos Karo mengatakan, "Kami akan fokus di gadget dan produk elektronik tahun ini. Kami ingin memperkuat produk dan bisnis inti dari Indosat."

Carlos juga mengungkapkan bahwa Cipika juga tak hanya akan menjual produk bundling Indosat, tetapi juga terbuka untuk produk dari kompetitornya.

Pergeseran fokus ini sangat terlihat dengan jelas. Jika sekarang mengunjungi situs resmi Cipika, Anda akan langsung disambut dengan daftar gadget yang dijual melalui Cipika, bukan lagi makanan, snack, ataupun kerajinan tangan khas daerah.

Saat ini kontribusi terbesar total transaksi Cipika memang masih berasal dari makanan, yaitu sebesar 80%. Dua puluh persen sisanya berasal dari gadget, travel, dan lifestyle yang merupakan pengembangan layanan Cipika. Cipika sendiri masih belum melakukan kampanye iklan yang agresif hingga saat ini.

Jika mengingat penetrasi perangkat mobile, khususnya smartphone yang semakin tinggi, wajar saja jika Indosat memutuskan untuk menggeser fokus pasar dari Cipika. Carlos pun menargetkan tahun ini segmen gadget lah yang akan menjadi penyumbang terbesar dari total transaksi. "Tahun ini kita bidik transaksi dari gadget bisa sekitar 80%," ujar Carlos.

Selain penetrasi smartphone, ruang pertumbuhan transaksi online di Indonesia pun bisa dikatakan menjadi alasan lainnya. Saat ini transaksi online yang dituntaskan di Indonesia baru mencapai 1,7% saja dan pada 2019 nanti diperkirakan nilainya bisa naik menjadi 7%. "Kami membidik sekitar 17% hingga 20% dari total transaksi online yang akan terjadi di 2019 itu," pungkasnya.