Cisco Paparkan Sepuluh Hal Yang Dapat Mendorong Terealisasinya Smart City di Tanah Air
Menciptakan ekosistem yang saling terhubung memberi kesempatan yang sangat besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
Sebagai ibukota negara dan pusat ekonomi Indonesia, Jakarta harus menghadapi isu seperti kemacetan lalu lintas, kepadatan penduduk, polusi, sumber daya unggul, infrastruktur, hingga tuntutan pertumbuhan ekonomi dunia. Teknologi yang kini semakin berkembang adopsinya secara perlahan mampu membawa sebuah transformasi untuk menghubungkan berbagai hal dengan medium internet. Dan disadari ataupun tidak kini teknologi internet tersebut sudah menjadi bagian penting pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan.
Digitalisasi dalam bentuk adopsi teknologi dan konektivitas internet tengah mentransformasi industri, komunitas dan negara dengan meningkatkan efisiensi, jangkauan layanan, inovasi, peningkatan produktivitas dan penghematan biaya. Bank Dunia dalam risetnya juga menyatakan bahwa 10 persen peningkatan konektivitas broadband dapat meningkatkan Gross Domestic Product (GDP) dari sebuah negara hingga 1,5 persen.
Untuk menggarisbawahi pentingnya konektivitas broadband, Rencana Pita Lebar Indonesia digerakkan. Rencana pengembangan pita lebar (broadband) ini menargetkan lima sektor, yaitu e-Pemerintahan, e-Kesehatan, e-Pendidikan, e-Logistik, dan e-Pengadaan. Rencana tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses broadband di wilayah perkotaan dan mewujudkan impian terwujudnya smart city.
Konektivitas broadband dan digitalisasi merupakan langkah pertama untuk membangun smart city dan komunitas yang saling terhubung. Untuk mengakselerasi transformasi ini, berikut adalah 10 hal yang perlu dipegang oleh organisasi dan komunitas untuk mendorong pembangunan smart city di Indonesia yang dipaparkan oleh Cisco Indonesia:
Pilih pemimpin yang memiliki visi
Tokoh panutan yang tepat dapat menjadi katalis untuk dapat mengatasi semua tantangan lain yang ada dalam evolusi yang rumit menuju smart city. Langkah pertama ini, bahkan, merupakan langkah yang penting dan harus menjadi hal pertama yang dilakukan.
Lebih dari sekedar rencana
Inisiatif perencanaan yang telah dilakukan oleh banyak kota-kota yang disurvei oleh Cisco merupakan langkah pertama yang signifikan. Namun, mereka harus menggerakan rencana tersebut menjadi tindakan. Proses tersebut mencakup meninggalkan birokrasi yang rumit dan mendapatkan visibilitas dan input yang lebih luas dari warga, bisnis dan penyedia teknologi dan solusi untuk smart city.
Mulai proyek percobaan yang membuktikan nilai dari perencanaan yang lebih besar
Upaya perencanaan akan membantu untuk benar-benar memahami bagaimana berpikir dalam skala besar dengan evaluasi yang menyeluruh dan juga menarik kepercayaan para pemangku kepentingan. Namun proyek percobaan yang dilaksanakan dengan hati-hati, dengan estimasi biaya, keuntungan dan analisa ROI (Return of Invesment) yang sederhana untuk tiap proyek akan membangun jalan menuju kesuksesan terhadap rencana yang lebih besar.
Pahami biaya dan keuntungannya
Hasil survei Cisco menunjukkan bahwa kota-kota ini memahami manfaat dari smart city dalam skala global, namun mereka tidak memahami bagaimana cara menterjemahkan keuntungan tersebut ke dalam metrik-metrik yang spesifik untuk diterapkan di kota mereka, mau pun memiliki model atau tools untuk melakukan hal tersebut. Terlebih lagi, merupakan hal yang jelas bahwa kota memerlukan estimasi biaya yang lebih ketat jika berbicara mengenai proyek-proyek smart city. Kekurang-pahaman mereka dapat dimaklumi, karena banyaknya jajaran teknologi yang berbeda-beda yang memasuki ranah smart city, dengan kerumitan yang melebihi pemahaman teknologi kota mana pun, baik besar mau pun kecil.
Pertimbangkan pilihan-pilihan pendanaan yang tersedia
Meskipun obligasi pemerintah dan pilihan pendanaan serupa merupakan pilihan yang umum, banyak kota nampaknya tidak menyadari akan pilihan pendanaan lain yang lebih baik yang tersedia untuk upaya pembangunan smart city. Banyak mekanisme pendanaan inovatif yang relatif baru saat ini telah tersedia, namun belum banyak diketahui. Dengan pilihan yang berbeda untuk pengadaan teknologi, misalnya, kota-kota dapat beralih ke model bisnis yang mendefinisikan proyek-proyek pembangunan smart city ini sebagai pengeluaran operasional, dibandingkan dengan pengeluaran modal.
Tingkatkan dukungan internal
Untuk meringankan hambatan internal dan kurangan tata-kelola lintas vertikal, penting bagi kota untuk menciptakan tim lintas-departemen untuk membantu mengumpulkan sumber-sumber pendanaan dan menyamakan prioritas dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis. Sebagai contoh, dalam perjalanan menuju smart city, kota akan memiliki banyak kesempatan untuk menciptakan ekosistem untuk menyelesaikan masalah-masalah per departemen sekaligus, dan kesempatan-kesmpatan ini dapat membantu menciptakan efisiensi yang signifikan di berbagai tingkatan.
Pertimbangkan pilihan teknologi yang ada.
Solusi smart city berbasis cloud yang menghadirkan efisiensi secara ekonomi sudah tersedia saat ini. Dan tipe solusi-solusi ini juga memberikan efisiensi dalam hal sumber daya manusia, karena tenaga ahli eksternal dapat menjadi perpanjangan dari tim TI internal hanya dengan sedikit tambahan investasi. Bilamana memungkinkan, manfaatkan Smart Regulation dan Open Architecture untuk membantu memitigasi kekhawatiran akan interoperabilitas.
Mulai memobilisasi teknologi
Kurangnya aplikasi yang dirancang untuk komunikasi mobile akan menjadi masalah bagi kota. Penggunaan mobile tengah meningkat drastis, dan bisnis, turis, dan pengunjung yang mengerti teknologi akan mengharapkan komunikasi mobile dari kota tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Belajar dari yang lain
Kota-kota di seluruh dunia sudah mulai beramai-ramai mengambil inisiatif menuju smart city, dan mereka bersedia untuk berbagi pengalaman mereka. Banyak anggota dari Smart City Council, sebagai contohnya, sudah berbagi wawasan-wawasan mereka.
Temukan rekanan yang tepat
Alat, sumber daya, dan keahlian yang tepat dapat membantu kota untuk setiap langkah yang disebutkan di sini. Dengan kemitraan yang tepat, para pejabat pemerintahan dapat meraih dukungan yang mereka perlukan untuk dengan cepat berevolusi dan merealisasikan keuntungan smart city yang tersedia untuk mereka.
Country Manager Cisco Indonesia Sancoyo Setiabudi dalam sambutannya turut menanggapi rencana jangka panjang tersebut. Ia mengatakan:
“Dengan menciptakan ekosistem yang saling terhubung, terdapat kesempatan yang sangat besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong inovasi, bahkan meningkatkan pemanfaatan energi. Untuk merealisasikan visi pemerintah atas Indonesia yang saling terhubung memerlukan jaringan broadband gigabit yang berjangka, aman, kompetitif, dan berkesinambungan. Koneksi-koneksi ini akan mentransformasi bagaimana masyarakat Indonesia bekerja, sampai dengan layanan masyarakat yang dapat mereka akses dan proses pembelajaran generasi terdepan.”