Coworking Space Rework Umumkan Perolehan Dana 40 Miliar Rupiah
Untuk mengembangkan pasar di Jakarta, Surabaya, dan Bali; raksasa coworking space Tiongkok UrWork berpartisipasi
Coworking space Rework mengumumkan perolehan dana Pra-Seri A senilai $3 juta (hampir 40 miliar Rupiah) untuk berekspansi di area Jakarta, Surabaya, dan Bali. Diharapkan tahun depan Rework sudah memiliki 35 lokasi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Pendanaan kali ini dipimpin ATM Capital dan Convergence Ventures, sementara raksasa coworking space Tiongkok (berstatus unicorn) UrWork, Social Capital, Fortune Union Investments, ACE Capital, dan sejumlah investor terdahulu juga turut berpartisipasi.
Masuknya UrWork ke Indonesia melalui Rework meningkatkan persaingan sektor coworking space, setelah sebelumnya unicorn coworking space Amerika Serikat WeWork mengakuisisi Spacemob yang baru saja membuka unit coworking space baru di Indonesia.
Founder dan CEO Rework Vanessa Hendriadi mengatakan, "Setelah merasakan energi dan nilai-nilai yang diberikan ruang kerja kolaboratif untuk UKM [dan startup], saya tahu hal ini [coworking space] akan menjadi peluang besar di Indonesia dan saya memiliki latar belakang dan jaringan yang tepat untuk menciptakan produk yang bernilai unik."
Para investor terkesan bagaimana Vanessa menjalankan bisnisnya dan menyebutkan potensi besar sektor coworking space di Indonesia.
Pendiri UrWork, Mao Da Qing, yang memiliki valuasi lebih dari $1,3 miliar soal keputusannya terlibat investasi di Rework menyebutkan, "Vanessa jelas-jelas menunjukkan passion dan purpose untuk misinya memberdayakan bisnis melalui ruang kerja kolaboratif. Kami melihat potensi di Indonesia dan sangat senang bermitra dengan mereka untuk merevolusi ruang kerja di Indonesia."
Berdasarkan perbincangan kami dengan sejumlah pengelola coworking space, saat ini mereka belum fokus soal profit dan lebih tertarik soal bagaimana membantu kolaborasi antar startup dan pengembangan ekosistem. Disebutkan kini ruang kerja fleksibel (semacam coworking space) hanya mencakup 1% dari total ruang kerja yang tersedia di Indonesia.