Pasca Merger, DaumKakao Fokus Lokalkan Konten
Mereka memilih memanjakan konsumen loyal ketimbang mengakuisisi pengguna baru
Layanan pesan instan KakaoTalk yang telah merger dengan Daum Communications sejak pertengahan tahun lalu melebur dalam satu entitas bernama DaumKakao efektif per Oktober 2014 silam. Dalam ekspansinya, DaumKakao ingin mewujud sebagai platform gaya hidup mobile bagi para penggunanya, termasuk di Indonesia. Mereka fokus melokalkan konten dan memanjakan konsumen loyal.
Daum Communications merupakan perusahaan berbasis internet yang besar di Korea. Sementara Kakao hadir sebagai perusahaan yang bergerak di bidang mobile dengan kepemilikan 100 juta pengguna dalam layanannya. Memutuskan untuk berjalan bersama, kedua raksasa tersebut saling menyempurnakan layanan mereka dalam platform desktop maupun mobile terhitung bulan Oktober 2014.
Di Indonesia sendiri layanan mereka digunakan oleh lebih dari 18 juta di seluruh Nusantara, nyaris 10% dari total pengguna DaumKakao secara global yakni 170 juta pengguna. Pihaknya memiliki empat visi utama yang diyakini dapat merealisasikan arah perusahaan mereka tuju yakni sebagai platform gaya hidup mobile, yakni: people to people, online to offline, people to things, dan growth with partner.
Melokalkan Konten
Skema melokalkan produk DaumKakao bahkan dimulai dari teknis aplikasi itu sendiri. Perbedaan infrastruktur IT yang ada di antara Korea dan Indonesia memaksa pihak DaumKakao untuk menghadirkan aplikasi mereka dalam bentuk yang lebih ringan sehingga diterima oleh lebih banyak pengguna.
DaumKakao juga pernah menggandeng studio game lokal Touchten yang merilis produk mereka dalam naungan KakaoGame. Ke depannya skema ini akan coba dijalankan lagi oleh pihak DaumKakao. Hal serupa juga ditujukan untuk para pengembang stiker yang dipersilakan mengajukan portofolio mereka demi kerja sama strategis tersebut.
“Dengan merger ini, kami ingin lebih fokus ke konten yang dilokalisasikan berdasarkan kecocokan dengan pasar Indonesia. Kami akan menggodok ide dari hal apapun yang sedang tren di masyarakat. Yang perlu ditekankan ialah keberadaan kami di sini tidak melulu membawa produk dari Korea, tetapi turut serta berkreasi menciptakan produk lokal,” ucap Marketing Manager DaumKakao Indonesia Khiko Rayesmara dalam kesempatannya berbincang dengan DailySocial siang tadi (31/3).
Manjakan Pengguna Setia
Lebih lanjut, Khiko berujar bahwa pihaknya enggan membuat sebuah konten lokal yang hanya meroket sementara, namun terus berkelanjutan, serta dalam lingkup yang lebih luas impact-nya. Langkah tersebut dibarengi dengan program-program mereka yang memanjakan konsumen loyal mereka di seluruh Indonesia.
“Kami cenderung puas memiliki 18 juta pengguna dan itu sudah cukup bagi kami untuk menjaga dan memanjakan mereka ketimbang harus mencari pengguna baru.”