Demi Tetap Eksis, HTC Disebut Menawarkan Lisensinya untuk Sejumlah Pabrikan di India
Tahun 2018, pendapatan HTC turun 62%, menempatkan perusahaan pada posisi yang sangat buruk
HTC sedang berada di dalam satu siklus yang disebut dengan “sekarat”. Fase yang juga pernah dilalui oleh beberapa brand ternama, sebut saja Nokia dan Blackbery atau jika boleh disebutkan nama Microsoft pun termasuk dalam daftar perusahaan yang gagal bersaing di industri mobile. Bedanya, nama terakhir ini punya kesehatan finansial yang super fit.
Kebalikannya, HTC tidak hanya gagal bersaing di industri mobile tetapi juga berada dalam kondisi finansial yang sangat memprihatinkan sebagai satu keutuhan perusahaan. Jika tak segera diselamatkan, HTC berpotensi besar menyusul Gionee yang angkat koper lebih dulu.
Tetapi HTC tampaknya masih menolak untuk menyerah tanpa perlawanan. Pabrikan asal Taiwan ini dikabarkan sedang mencoba peruntungan yang mungkin saja menjadi kesempatan terakhir bagi mereka untuk terus bertahan hidup. Dikutip dari Brand Equity via PhoneArena, bahwa HTC sedang terlibat pembicaraan untuk melisensikan brand miliknya ke Micromax, Lava, dan Karbonn di pasar India. Tiga "eksekutif industri senior" mengatakan bahwa HTC akan memperoleh royalti sebagai imbalan atas penggunaan brand-nya.
Dua perusahaan, Lava dan Karbonn bahkan disebut sudah memberikan sinyal positif dan siap untuk mengajukan penawaran kepada pihak HTC.
Dikatakan lebih lanjut, lisensi yang ditawarkan oleh HTC mencakup hampir sebagian besar kategori produk di divisi mobile, mulai dari smartphone, tablet hingga aksesori. Dukungan dan ketersediaan lisensi serta inovasi dari HTC diyakini akan membantu pabrikan lokal untuk bersaing dengan Xiaomi, Vivo, OPPO dan bahkan Samsung. Ketatnya kompetisi di ceruk pasar yang digarap oleh banyak nama saat ini tidak hanya menuntut spesifikasi yang cakap tapi juga inovasi. Sesuatu yang tidak dipunyai oleh brand-brand lokal.
HTC sendiri belum buka suara soal rumor ini. Tetapi jika terbukti benar, maka akan ada kemungkinan mereka akan memperluas strateginya keluar India, ke Asia Tenggara misalnya sebagaimana strategi yang diambil oleh BlackBerry.
Di akhir 2018 HTC melaporkan pendapatan sebesar $770 juta dolar AS, turun 62 persen dari tahun 2017 dan merupakan catatan terburuk karena untuk pertama kalinya HTC memperoleh pemasukan kurang dari $1 miliar selama setahun sebagai perusahaan publik.
Strategi ini tidak akan menyelamatkan HTC dari kebangkrutan, tetapi langkah ini diyakini akan membantu mereka bernafas lebih lama.