Electronic Arts Lebih Memilih Tablet dan Smartphone Ketimbang Console Handheld
Dengan penjualan PlayStation 4 dan Xbox One yang sangat tinggi, tak heran jika publisher dan developer berlomba-lomba untuk merilis permainan mereka di dua platform tersebut. Tapi bagaimana dengan handheld sendiri? Menurut EA, masa kejayaan perangkat seperti 3DS dan Vita sudah usai. Dan mereka memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya ke platform mobile.
Kabar tersebut dinyatakan oleh sang COO EA, Peter Moore, dalam sebuah wawancara dengan Games Industry. Di sana, Ia membahas berbagai macam tema dalam industri game seperti permintaan judul permainan berkualitas yang naik, platform distribusi digital, dan opininya tentang handheld.
Menurut Moore, transisi dari platform lama ke baru bisa terbukti sangat merepotkan. Permintaan khalayak akan game sangat besar, lalu karena PlayStation 4 dan Xbox One memiliki hardware yang canggih (ditambah lagi dengan arsitektur mirip PC), Electronic Arts tidak bisa mencari-cari alasan untuk tidak memenuhi 'kewajiban' mereka.
Info menarik: Electronic Arts Bukan Lagi Perusahaan Terburuk di Amerika Serikat
Sebagai perusahaan third-party dalam persaingan console next-gen, Moore mengaku bahwa EA kini sibuk memilah-milih serta menentukan judul game yang akan mereka luncurkan untuk platform yang tepat. Sebagai publisher, EA harus mendorong developer di bawah mereka agar memaksimal hardware yang sudah ada.
Walau banyak tantangan, platform dan console next-gen memiliki masa depan yang cerah, dan EA sangat optimis dengan hal itu. Sayangnya dengan fokus ke home console modern, EA terpaksa harus mengalihkan sebagian besar perhatian dan infrastrukturnya ke sana, ditambah lagi lini casual gaming di platform mobile yang kian menjanjikan.
Alhasil, besar kemungkinan bagi Electronic Arts untuk berhenti memproduksi game untuk console handheld seperti 3DS dan Vita. Dan kecil kemungkinan EA akan kembali ke sana. Mungkin hal ini tidak terlalu berpengaruh bagi Nintendo dengan game-game eksklusif mereka, tapi bisa menjadi pukulan berat untuk PlayStation Vita yang masih membutuhkan permainan dari developer/publisher third-party.
Info menarik: Ada Lebih Dari 8 Juta Orang Mengakses Steam Bersamaan di Hari Terakhir Summer Sale
Walaupun Moore berkata EA akan tetap 'mendukung' kedua platform tersebut, ia juga mengaku bahwa mereka kini memiliki sumber daya yang terbatas. Apalagi tim yang dipimpinnya mengerti bahwa lini mobile akan menjadi salah satu medium gaming utama tempat Anda menghabiskan waktu dalam dua hingga tiga tahun dari sekarang.
Ia meneruskan, "Anda bisa lihat kemampuan smartphone dan tablet yang ada saat ini. Kami sadar bahwa terkadang strategi terbaik adalah dengan tidak melakukan apapun. Walaupun hal itu terkadang sulit diterima oleh banyak orang."
Lalu Peter Moore menantang Anda dengan sebuah pertanyaan: apakah kira-kira di tahun 2017 atau 2018, PlayStation Vita dan Nintendo 3DS masih menjadi medium gaming mobile favorit, atau khalayak telah beralih sepenuhnya ke tablet dan smartphone?
Bagi Moore, ada tiga walayah yang memiliki potensi pasar yang besar. Selain mobile, permainan-permainan berbasis web juga kembali mulai populer - ditandai dengan beberapa publisher besar yang meracik game agar mendukung HTML5, seperti EverQuest Next. Lalu pasar free-to-play PC juga semakin dewasa dengan berbagai permainan berkualitas besutan developer besar ataupun indie seperti Dota 2, League of Legends, PlanetSide 2 hingga Hawken.
Electronic Arts bukanlah satu-satunya perusahaan yang memanfaatkan momen ini. Tapi menurut Moore, kompetisi yang sehat akan memberikan manfaat positif untuk semua orang.
Gambar header: ThatVideoGameBlog.com.