Empat Pengaruh Digitalisasi dalam "Public Relations"
Penggiat kehumasan harus memahami hal ini untuk membantu brand bertahan dan berkembang di era digital
Setiap pergantian tahun pasti ada saja tren yang berubah. Mulai dari tren fashion, tren gaya rambut, tren bisnis, dan juga tren PR (Public Relations) mengalami perubahan. Dengan perkembangan digital semakin menjadi bagian hidup konsumen di Indonesia, pengaruhnya semakin tidak bisa dielakkan di dunia komunikasi.
Sebanyak 132,7 juta orang Indonesia telah menggunakan internet secara aktif. Jumlah ini menempatkan Indonesia pada posisi keenam untuk jumlah pengguna internet terbanyak di dunia.
Berikut ini empat pengaruh digitalisasi bagi brand dalam menjalankan program public relations dan komunikasi:
Strategi dalam konten untuk membangun loyalitas
Setiap brand pasti membutuhkan brand awareness. Di tahun 2017 ini, tidak hanya sebuah brand awareness yang dibutuhkan, tapi yang lebih utama adalah trust (kepercayaan). Kepercayaan konsumen terhadap suatu brand membuat brand tersebut tidak mudah dtinggalkan atau dilupakan oleh konsumennya.
Survei yang dilakukan terhadap 56 CMO di Amerika Serikat menunjukkan bahwa newsroom untuk brand dan native advertising sudah “berlebihan”. Tidak ada salahnya untuk mencoba pemasaran konten dan brand journalism untuk membangun loyalitas pelanggan terhadap brand.
Di sinilah peran content strategy diperlukan. Produk yang menarik tidak akan cukup untuk membuat konsumen terkesan. Dengan hadirnya platform digital, dari media sosial hingga email marketing, konsumen berharap brand lebih menerapkan komunikasi dua arah dan memiliki konten-konten yang relevan.
Utamakan earned media dalam influencers engagement
Terminologi buzzer di Indonesia sudah bukan hal yang baru. Brand-brand pun berlomba untuk menggunakan celebgram atau blogger yang memiliki banyak followers untuk mempromosikan produk-produk mereka.
Untuk perusahaan yang mempunyai budget berlebih, tentu ini bukan menjadi masalah. Untuk perusahaan yang ingin cost-saving, jangan khawatir. Anda masih bisa menggunakan influencers juga.
Tahukah Anda jika brand atau perusahaan Anda sebenarnya sudah mempunyai ambassador?
Ya, karyawan dan konsumen Anda sangat berpotensi untuk mempromosikan perusahaan Anda. Anda mungkin tidak harus membayar mahal, tetapi juga yang paling penting, mereka adalah orang-orang yang telah berinteraksi dengan brand Anda.
Ketika mereka berbagi testimoninya tentang produk Anda di media sosial, akan terdengar lebih jujur dan genuine, sehingga lebih dapat dipercaya konsumen Anda.
Dominasi video content
Bukankah Anda sudah sangat akrab dengan sebutan vlog (video blog) di YouTube? Ya, memang vlog sedang mendominasi jejaring video seperti YouTube. Beragam aktivitas dan perilaku manusia dapat kita temukan di sana. Dengan mudahnya juga vlog menarik perhatian orang lain untuk berkomentar.
Tidak jarang vlog yang telah mendapat banyak influencer dan sudah mampu menciptakan ‘buzz’ dilirik oleh suatu brand untuk mengulas produk mereka dan memberikan sebuah consumer experience yang berguna bagi publik. Data juga menyebutkan Indonesia menjadi salah satu negara pengakses YouTube terbesar se-Asia Pasifik.
Penonton video YouTube mengalami peningkatan sebesar 250 persen dari tahun lalu. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya infrastruktur internet dan penetrasi smartphone yang tinggi.
Analisis terhadap Return of Investment (ROI) lebih diperhatikan
Hadirnya bantuan digital memudahkan suatu brand untuk mendapatkan analisis atau pengukuran keberhasilan dari aktivitas PR yang mereka jalankan. Kekurangan PR tradisional yang sulit untuk melakukan identifikasi terhadap ROI bisa dibantu dengan mengintegrasikan digital dengan program PR Anda. Hal ini dapat lebih memudahkan Anda untuk mengukur keberhasilan program yang dijalankan.
Misalnya, jika selama ini Anda hanya mengandalkan coverage print media, kenapa tidak mencoba untuk menggunakan owned channel yang telah Anda punya seperti blog? Di dalam blog, Anda bisa menambahkan call to action yang berkaitan langsung dengan penjualan produk dan layanan Anda. Di situlah Anda bisa mengukur keberhasilan salah satu program PR Anda.
– Disclosure: Tulisan tamu ini ditulis oleh Gina Dwi Prameswari. Gina adalah Content Consultant di BBOX Consulting. Ia bisa dihubungi melalui blog BBOX