Fokus Nida Rooms di Indonesia Tahun Ini Mengakselerasi Bisnis
Nida Rooms menargetkan akuisisi 2500 hotel mitra sampai akhir tahun dan mencatatkan 500 booking setiap harinya
PT Global Rooms Indonesia (Nida Rooms), startup yang bergerak di bidang Virtual Hotel Operator (VHO) di Asia Tenggara, mulai mengakselerasi bisnis hotel mulai semester II 2016. Sebelumnya, perusahaan gencar melakukan akuisisi ribuan hotel berbintang tiga.
Kurang dari setahun sejak pertama kali berdiri di Indonesia, mulai semester II 2016 Nida Rooms menggenjot kontribusi bisnis lewat beberapa online travel agent (OTA) dan direct sales. Diharapkan, target akuisisi hotel yang sudah dilakukan sampai akhir Juli 2016 tembus ke 1500 hotel yang berlokasi dari Aceh hingga Manado.
Suman Mathevan, Country Head of Indonesia Nida Rooms, menargetkan sampai akhir tahun ini hotel yang diakuisisi bisa mencapai 2500 unit. Sementara, untuk tingkat pemesanan hotel dapat mencapai 500 booking per harinya. Adapun realisasinya, tingkat pemesanan sekitar 10% dari target atau sekitar 50 booking per harinya.
Menurutnya, sejak Nida Rooms didirikan pada akhir tahun lalu, perusahaan lebih memilih strategi memperbanyak akuisisi hotel dibandingkan strategi lainnya. Hal tersebut didasarkan sebagai langkah meraih marketshare di Indonesia, terlebih sudah banyak VHO lainnya yang sudah bermunculan.
"Kendati kami masih baru, namun kami yakin sampai akhir tahun target booking hotel dapat mencapai 500 per harinya karena menerapkan service quality guaranteed. Sehingga, di manapun konsumen berada kualitas yang diberikan Nida Rooms tetap sama," ujarnya saat mengunjungi kantor DailySocial, Rabu (20/8).
Lanjut Mathevan, pihaknya yakin akan dapat dengan cepat menarik perhatian calon konsumen untuk beralih ke Nida Rooms. Terlebih, perusahaan hanya menyasar hotel berbintang tiga dengan range harga antara Rp250.000 sampai Rp500.000.
Adapun hotel yang bisa diajak bermitra, lanjut Mathevan, harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Salah satunya, memiliki resepsionis, kamar yang bersih, shower, AC, televisi, dan Wi-Fi.
"Jadi, entah itu bentuknya apartemen atau condo, mitra harus memiliki standar yang dimiliki oleh hotel, sebab itu standar utama kami."
Untuk menggenjot pencapaian target, pada Agustus 2016 Nida Rooms akan memperbarui sistem, salah satunya pencarian hotel berdasarkan rating yang direkomendasikan pelancong.
"Ini diharapkan akan mengunggah minat pelancong untuk menggunakan Nida Rooms saat mereka hendak mencari lokasi hotel."
Berdasarkan catatan Nida Rooms, mayoritas lokasi hotel mitra yang mencatatkan penjualan tiket tertinggi adalah Bali, Yogyakarta, dan Jakarta.
Tren baru
Mathevan berharap semakin banyaknya hotel yang berhasil dirangkul Nida Rooms dapat meningkatkan okupasi hotel itu sendiri yang tadinya berada di bawah 60%.
Menurutnya, hotel bintang tiga kini tidak hanya dihuni oleh budget traveler, tetapi oleh corporate dan business traveler. Tren yang mengarah saat ini, sambungnya, semakin banyaknya dari dua segmen tersebut yang menggunakan hotel bintang tiga sebab mereka hanya menginap semalam atau dua malam saja. Salah satu hal yang bakal diterapkan adalah ketersediaan corporate account untuk kemudahan perusahaan mengatur perjalanan pegawainya.
"Sudah mulai banyak business traveler yang hanya bepergian semalam atau dua malam saja. Tentu saja, bagi mereka tidak perlu memerlukan fasilitas yang belum tentu akan dipakai, contohnya kolam renang atau spa. Sebab, yang dibutuhkan hanya kamar hotel bersih, nyaman, dan mudah dijangkau. Segmen itu akan kami sasar dengan peningkatan standar hotel mitra."