Ford Computex 2014: Uji Coba Teknologi Vehicle-to-Vehicle, Berikan Sistem Peringatan Dini Untuk Hindari Kecelakaan
Dalam perhelatan Computex 2014 yang diselenggarakan di Taipei, Taiwan pada tanggal 3 hingga 7 Juni 2014, Trenologi secara eksklusif mendapat kesempatan langka untuk mencoba teknologi terbaru yang akan digunakan dalam setiap mobil baru Ford yakni teknologi Vehicle-to-Vehicle (V2V).
Menjadi yang pertama di regional Asia-Pasifik, teknologi V2V merupakan teknologi yang memungkinkan mobil untuk saling berkomunikasi dan memberikan peringatan dini akan bahaya yang terjadi di jalan raya.
Seperti apa teknologi V2V yang dimaksud? Dalam demonstrasi uji coba V2V yang diadakan di tengah kota Taipei, Trenologi mendapat kesempatan untuk mengendarai Ford Kuga yang sudah ditanamkan teknologi V2V di dalamnya.
Teknologi V2V bekerja dengan menggunakan sistem radio berbasis Wi-Fi yang memungkinkan mobil untuk berkomunikasi dengan mobil lainnya. Teknologi V2V akan mendeteksi setiap kemungkinan bahaya yang terjadi di jalan raya secara 360 derajat dan jangkauan sensor hingga 500 meter.
Seperti misalnya dalam area blind-spot, V2V akan memberikan peringatan dini untuk meningkatkan kewaspadaan pengendara dan memperbesar kemungkinan untuk terhindar dari kecelakaan. Selain peringatan dini, teknologi V2V juga memungkinkan kendaraan untuk mengirimkan informasi tentang kecepatan, posisi dan data kendaraan lain di sekitar.
Sehingga dari implementasi ini, mobil dengan teknologi V2V dapat memprediksi risiko kecelakaan yang mungkin terjadi untuk kemudian pengemudi dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan.
Info menarik: Pengguna XL Axiata Bisa Berlangganan Layanan Streaming Musik Guvera Melalui Carrier Billing
V2V ditanamkan pada konsol tengah mobil yang dapat memudahkan akses pengguna menerima informasi dan peringatan bahaya. Ketika Trenologi mencobanya, sistem V2V yang mendeteksi akan adanya bahaya di depan akan segera mengeluarkan suara peringatan yang cukup kencang dan kemudian pengemudi disarankan untuk menginjak pedal rem sesegera mungkin. Untuk mencegah reaksi yang terlambat dari pengemudi, teknologi V2V juga akan secara otomatis melambatkan laju kendaraan.
Thomas Lukaszewics selaku Global Driver Assistance & Active Safety Europe Ford Research mengatakan kepada Trenologi, teknologi V2V merupakan peluang yang sangat besar bagi masa depan transportasi di dunia. Dengan teknologi yang mampu memindai kondisi jalanan, teknologi V2V dapat membantu mengurangi tingkat kecelakaan di seluruh dunia.
“Teknologi ini memiliki peluang yang sangat besar untuk memberikan tingkat keamanan yang tinggi bagi pengendara di seluruh dunia, dengan kemampuan dapat memindai objek yang terlihat di jalan raya, saya rasa teknologi ini bisa memberikan kontribusi yang positif dari pengurangan tingkat kecelakaan akibat hal ini,” papar Thomas dalam uji coba V2V di bilangan Marimar Parking Lot, Zhongshan Taipei.
Secara keseluruhan, teknologi ini tentu akan sangat berguna jika diimplementasikan ke setiap kendaraan di masa mendatang. Thomas Lukaszewics yang juga ikut andil dalam pengembangan teknologi ini mengatakan, V2V juga tidak akan hanya tersedia pada Ford namun juga akan ditempatkan pada berbagai produk mobil lain.
Teknologi V2V saat ini masih dalam tahap pengembangan dan eksperimen lebih lanjut sebelum nantinya secara komersial, V2V akan dilepas di beberapa lineup produk Ford di masa mendatang. Thomas mengakui, dalam pengembangan lebih lanjut, ia akan menyesuaikan teknologi V2V di berbagai wilayah negara agar dapat disesuaikan dan cocok dengan kondisi lalu lintas yang beragam di berbagai wilayah.
Pertanyaannya: Apakah teknologi ini akan cocok digunakan di Indonesia yang dikenal memiliki lalu lintas yang semrawut? Kita nantikan saja perkembangannya lebih lanjut.