Grab Luncurkan Fitur “Anti Tuyul” untuk Blokir Mitra yang Menggunakan “Fake GPS”
Terpasang secara "native" di aplikasi mitra pengemudi
Grab hari ini meluncurkan fitur "Anti Tuyul" yang disematkan secara native di aplikasi mitra pengemudi. Fitur tersebut merupakan tindak lanjut dari kampanye "Grab Lawan Opik!" (Opik akronim dari Order Fiktif) di awal tahun 2018 lalu. Adanya fitur ini di Grab terbaru akan memblokir secara otomatis mitra pengemudi yang menggunakan aplikasi "fake GPS" di perangkatnya.
Sebelumnya kecurangan dengan GPS palsu tersebut banyak dilakukan oleh para mitra pengemudi nakal demi mendapatkan pemesanan atau menjalankan tugasnya secara fiktif. Efeknya pada penurunan kualitas terhadap pelayanan kepada para pengguna layanan. Dengan adanya Anti Tuyul, mitra harus memastikan ponselnya sama sekali tidak terpasang aplikasi fake GPS.
"Penggunaan fake GPS ini tidak hanya merugikan pelanggan karena harus menunggu lebih lama sebab posisi pengemudi lebih jauh dari apa yang tertera, tapi juga merugikan mitra pengemudi yang bekerja keras secara jujur tanpa kecurangan. Peluncuran fitur Anti Tuyul ini menegaskan komitmen Grab untuk memastikan mitra mendapatkan penghasilan yang adil dan menyediakan platform transportasi yang aman," ujar Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.
Acara peluncuran fitur baru tersebut juga dibarengi peresmian Grab Driver Center (GDC) di Tangerang. Upaya ini melanjutkan inisiatif GDC yang sebelumnya sudah diresmikan di Jakarta dan Bogor. GDC ditujukan sebagai pusat pelayanan bagi mitra pengemudi, termasuk konsultasi terhadap isu operasional yang dihadapi. Di GDC juga akan dilakukan pelatihan bagi para mitra pengemudi.
"Kehadiran GDC diharapkan dapat membantu para mitra pengemudi GrabCar yang tinggal dan bekerja di Tangerang dan Banten untuk mendapatkan akses pelayanan atas segala pertanyaan dan keluhan mereka dengan lebih mudah tanpa harus menempuh perjalanan jauh ke Jakarta," sambung Ridzki.
Informasi terkini, Grab telah menjalankan operasional di 135 kota di Indonesia. Dengan total operasional di 225 kota di seluruh Asia Tenggara. Awal Juli lalu Grab juga baru saja meluncurkan GrabPlatform sebagai bagian dari strategi platform terbuka untuk menciptakan "superapp" di Asia Tenggara dengan menambahkan beragam layanan harian di satu aplikasi.