Grab Luncurkan "Grab Defence", Bantu Mitra Atasi Tindak Kecurangan
Terdiri dari 3 fitur utama yang dilengkapi teknologi "machine learning"
Grab mengumumkan peluncuran teknologi deteksi dan pencegahan kecurangan terbaru untuk mitra Grab melalui serangkaian perangkat Grab Defence. Head of User Trust Grab Wui Ngiap Foo menjelaskan, setiap hari teknologi machine learning Grab menganalisis jutaan data secara real time untuk mendeteksi pola kecurangan, baik yang telah ada maupun yang baru. Untuk itu Grab Defence dikembangkan sebagai bentuk berbagi keahlian yang dimiliki dengan para mitra.
"Tindak kecurangan akan terus berevolusi, oleh karena itu kami membangun algoritma yang juga dapat berevolusi dan mempelajari polanya sehingga kita bisa selangkah lebih maju dari pelaku kejahatan. Kecurangan tidak hanya terjadi di industri ride-hailing. Tapi sudah menjadi masalah besar bagi pemain ekonomi digital secara keseluruhan. Melalui peluncuran Grab Defence, kami ngin berbagi keahlian yang kami miliki dengan para mitra yang mungkin menghadapi masalah yang sama. Kita harus bahu-membahu mengatasi masalah ini demi tercapainya ekosistem teknologi yang lebih kuat dan terpercaya di Asia Tenggara," imbuh Wui Ngiap Foo.
Sejauh ini pihak Grab mengklaim telah berinvestasi besar untuk pengembangan sistem yang lebih kuat dengan dukungan teknologi machine learning dan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi dan mencegah kecurangan pada platform Grab.
Tiga fitur utama yang ada di layanan Grab Defence antara lain, fitur Event Risk Management Suite, sebuah fitur yang memungkinkan pelaku bisnis untuk menilai risiko dari suatu peristiwa atau transaksi dari serangkaian API untuk mengevaluasi risiko yang didukung oleh machine learning. Fitur ini bisa digunakan secara real time, menetapkan sejumlah tolok ukur kecurangan sesuai dengan model bisnis dan kebutuhan, hingga menyelidiki perilaku-perilaku mencurigakan.
Selanjutnya ada Entity Intelligence Services, sebuah layanan yang menggunakan database Grab untuk mengidentifikasi entitas pelaku kejahatan, seperti nomor telepon, email, dan lainnya untuk keperluan memprediksi potensi risiko kepada semua pengguna yang berinteraksi dengan platform tersebut.
Sebagai contohnya, pelaku bisnis yang menggunakan layanan ini untuk mendapatkan nilai risiko dari pegguna baru, jika angkanya rendah mereka bisa memilih untuk mengizinkan pengguna masuk ke aplikasi.
Fitur utama terakhir yang ada di Grab Defence ini adalah Device & Network Intelligence Services, sebuah layanan yang bisa mendeteksi pelaku kejahatan dengan menggunakan data dari perangkat pengguna. Manfaat lainnya adalah layanan ini bisa membantu pelaku bisnis menjaga diri mereka dari pembuatan akun palsu akibat perangkat berpindah tangan, termasuk mendeteksi serangan siber.
"Setiap bisnis yang melakukan transaksi online akan diuntungkan dengan adanya Grab Defence. Teknologi unik yang kami bangun, berikut grafik informasi yang kami miliki, dapat mejadi tambahan berharga meskipun telah ada sistem anti-fraud/anti kecurangan sebelumnya. Kita semua memiliki peran penting dalam menurunkan tingkat kecurangan di Asia Tenggara. Kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak akan membantu kita mencapai hal tersebut," terang Wui Ngiap Foo.
Sementara itu, President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyebutkan bahwa di Indonesia telah ditemui sindikat kejahatan yang mendapatkan keuntungan secara ilegal melalui aplikasi GPS palsu. Grab Indonesia juga telah mengeluarkan kampanye anti penipuan Grab Lawan Opik!.
"Kami bangga dengan apa yang telah dan berbagai upaya yang tengah kami lakukan untuk mengurangi tingkat kecurangan di platform kami. Kami senang dapat menghadirkan layanan Grab Defence bagi para mitra strategis kami demi menciptakan perkembangan ekosistem teknologi yang sehat di Indonesia," jelas Ridzki.