Haruskah Toko Aplikasi Menghilangkan Sistem Rating Lima Bintang?
Sejalan dengan argumen dari Hunter, Google mengubah sistem rating di YouTube menjadi jempol ke atas atau ke bawah. Pendekatan ini mirip dengan apa yang dilakukan Facebook sejak awal, dengan ikon jempol ke atas untuk menunjukkan suka atau persetujuan atas status update, meski demikian Facebook tidak mengijinkan pilihan negatif atau ikon jempol ke bawah.
Ada cara lain untuk menjelaskan popularitas sebuah aplikasi, beberapa diantaranya dijelaskan di tulisan Hunter, termasuk di dalamnya adalah co-instalation, segmentasi pasar, penggunaan nyata, dan social graph. Anda bisa membaca penjelasan rinci di blog Hunter.
Di ekosistem iOS, ada aplikasi yang bernama Frenzapp yang mencoba untuk membantuk penemuan aplikasi dengan menunjukkan pada pengguna aplikasi apa yang teman mereka gunakan, namun aplikasi ini mengharuskan pengguna - teman Anda menginstal Frenzapp juga. Aplikasi ini dikembangkan oleh Erwan Mace, yang kebetulan sekarang bekerja di Google dan bertanggungjawab atas relasi developer untuk Google Asia Tenggara.
Frenzapp menggunakan mekanisme yang disediakan oleh Apple bagi pengembang pihak ketiga untuk mendeteksi aplikasi apa saja yang juga telah terinstal di perangkat iOS tersebut, hal ini dilakukan untuk menentukan interoperabilitas antar aplikasi. Frenzapp akan menunjukkan aplikasi apa yang populer di antara teman Anda dan menyediakan usulan berdasarkan hal tersebut. Tentunya metode ini tidak akan terlalu sulit untuk diterapkan oleh para operator dari toko aplikasi.
Apple telah mengimplementasikan pendekatan serupa di App Store namun terbatas pada satu Apple ID. Fitur Genius, jika diaktifkan, akan melacak aplikasi apa yang telah Anda unduh dan mengusulkan aplikasi serupa yang mungkin Anda suka. Pendekatan ini sebenarnya diperluas di Game Center, yang mana layanan ini memiliki fasilitas rekomendasi game berdasarkan tidak hanya game yang telah Anda instal tetapi juga berdasarkan game apa yang teman Anda mainkan dan seberapa banyak teman Anda yang memainkan game tersebut.
Pendekatan atas popularitas semacam ini akan memberikan semua pihak pandangan yang lebih akurat tentang popularitas serta frekuensi penggunaan dari aplikasi. Selain itu, pendekatan ini akan mengurangi beban partisipasi yang dibutuhkan dari pengguna yang telah mengunduh aplikasi untuk melakukan penilaian, kecuali mereka menginginkan melakukan ulasan tertulis, yang mana mereka masih bisa melakukannya.
Lalu siapa yang berhak memberikan penilaian atas aplikasi dan game yang ada di toko aplikasi? Tentunya mereka yang telah mengunduh aplikasi yang bersangkutan dan menggunakannya, yang berarti hanya pengguna yang login yang bisa melakukan penilaian.
Seperti yang dijelaskan lebih lanjut oleh Hunter, jika sebuah metrik bisa dikembangkan dan diimplementasikan untuk menentukan aplikasi mana yang telah digunakan, frekuensi penggunaannya, waktu yang dipakai, serta penting atau tidaknya aplikasi ini tampil di layar utama, maka hal ini akan menjadi tambang emas bagi para developer dalam mengukur bagaimana mereka perlu mengembangkan aplikasi. Pencarian berdasarkan peringkat, penemuan, dan serta popularitas akan semakin meningkat. Namun apakah ini akan melanggar privasi pengguna, itu adalah topik lain yang harus dibahas tersendiri. Satu hal yang bisa dilakukan oleh para developer untuk meminimalisasi pelanggaran privasi adalah dengan membuat data yang terkumpul menjadi anonim.
Apakah menurut Anda sisten rating lima bintang harus dihilangkan? Kolom komentar menanti pendapat Anda.
[Gambar]