Hati-hati "Citizen Journalism", Yang Profesional Pun Bisa Tertipu
Beberapa minggu terakhir ini banyak beredar kabar di Twitter dan Facebook bahwa banyak data yang dipakai dalam siaran televisi dan terbitan koran cetak di Indonesia, terutama yang berkait Pemilihan Presiden 2014, berasal dari "sumber online yang bodong". Terakhir dan terhangat hari ini adalah soal "survei Gallup Poll" yang ditengarai digunakan oleh TV One untuk menyatakan bahwa salah satu calon presiden lebih unggul dibanding calon lainnya. Kantor Berita Antara pun sempat terkena retas perihal pernyataan Duta Besar Palestina yang mendukung salah satu calon.
Untuk kasus yang terakhir ini, ditengarai survei yang dikutip diterbitkan di situs CNN iReport. iReport itu sendiri adalah sebuah situs "citizen journalism" atau media warga, menyerupai Kompasiana bila di Indonesia. Berbagai alasan terpikirkan kenapa hal ini bisa terjadi, di antaranya kelalaian yang disebabkan oleh news cycle atau lingkar pembaruan berita yang terlalu cepat sehingga mengorbankan ketelitian. Apa yang terjadi sehingga stasiun-stasiun televisi besar di Indonesia bisa sampai kecolongan?
Sumber berita "citizen journalism"
Keterbukaan Internet memiliki manfaat pun mudharat. Siapapun dapat mengatakan apapun di Internet, dan itu juga berarti siapapun dapat membantah apapun di Internet. Keterbukaanlah yang memungkinkan Internet berkembang dan menyebarkan ilmu pengetahuan hingga ke pelosok dunia saat ini. Orang Timbuktu dan Jakarta dapat saling berkomunikasi dari rumah dalam realtime dan dengan biaya yang sangat murah. Teknologi telah memungkinkan semakin banyak penduduk Indonesia -- dan masyarakat global -- untuk dapat saling bertukar pikiran dan saling belajar.
Tentu sangat masuk akal bahwa tidak semua yang diterbitkan di Internet itu benar. Meskipun demikian, bukan juga berarti semua yang ada di Internet itu bohong. Pada praktiknya memang benar siapa saja bisa memuat berita apa saja di Internet, tapi itu juga berarti berita apa saja yang dimuat di Internet bisa dikritisi oleh siapa saja. Proses kritisi dan verifikasi ini yang sangat diperlukan untuk memilah antara berita benar dan berita hoax di Internet.
"Citizen Journalism" bukan musuh
Sudah berulangkali dibahas di berbagai berita bahwa mailing listApakabar adalah salah satu alat penting, bila bukan terpenting, yang memungkinkan terkoordinirnya berbagai gerakan mahasiswa dan simpatisan hingga terjadinya titik awal Reformasi di bulan Mei 1998. Koordinasi seperti inilah yang dimungkinkan oleh keterbukaan. Begitu juga berbagai kasus korupsi di era reformasi, seperti misalnya kasus korupsi hotel atlet, hambalang, dan sebagainya, justru dimungkinkan oleh laporan anonim yang kemudian ditindak-lanjuti oleh aparat-aparat hukum yang berwenang.
Jawaban untuk menghindari hoax bukanlah dengan menutup situs-situs kewartawanan warga semacam Kompasiana ataupun CNN iReport, melainkan melalui keterbukaan dan sikap kritis serta saling mendukung antar berbagai usaha menguak berita dan kebenaran melalui Internet. Bila Anda mengandalkan sumber berita dari Internet, terutama jika Anda seorang wartawan, ingat: cek dan ricek!
[Ilustrasi foto: Shutterstock]