Haus! Rampungkan Pendanaan Baru di 2023, Siap Ekspansi 1.300 Toko
Telah meluncurkan sister brand “Hot Oppa”, akan merilis aplikasi di kuartal pertama 2023
Setelah mengantongi putaran seri B1 pada Juni 2022, startup F&B di segmen new tea & bobba Haus! akan merampungkan pendanaan seri B2 pada awal 2023. Sebelumnya Haus! telah mendapatkan pendanaan seri A senilai Rp30 miliar dari BRI Ventures melalui Dana Sembrani Nusantara.
Kepada DailySocial, CEO Haus! Gufron Syarif mengungkapkan dana segar tersebut akan digunakan untuk eskpansi di Indonesia. Saat ini, Haus! telah memiliki sekitar 229 toko, dan akan menambah sekitar 1.300 toko baru.
"Kami sedang finalisasi penggalangan dana tahapan B2 yang sudah kami jajaki sejak bulan Oktober dan November tahun ini. Harapannya, kami bisa closing putaran pendanaan ini di kuartal I 2023," katanya.
Tahun depan, Haus! juga berencana meluncurkan aplikasi dan memperluas produk melalui sister brand Hot Oppa yang telah dirilis pada November lalu. Varian produk makanan ke depannya akan menjadi fokus perusahaan untuk meningkatkan growth store dan vertikal penjualan.
"Goal kami ke depan adalah menjadi F&B Holding. Berbeda dengan brand lainnya, kami akan fokus pada pasar menengah ke bawah. Dilihat dari model bisnis yang kami terapkan, perhitungannya saat ini adalah setiap square meter ruko yang kami sewa, harus dioptimasi revenue-nya," tambahnya.
Selama pandemi, perusahaan mengklaim mengalami pertumbuhan yang positif. Salah satu alasan mereka tidak terpengaruh terhadap aturan PSBB adalah, gerai Haus! berlokasi di kawasan perumahan, bukan di dalam mal yang terkena imbas cukup besar saat pandemi.
Meluncurkan aplikasi
Untuk memperluas ekosistemnya, Haus! akan meluncurkan aplikasi di kuartal pertama 2023. Perusahaan memutuskan untuk menggunakan aplikasi karena ingin memahami kebiasaan dan loyalty pelanggan. Secara bertahap, aplikasi akan diluncurkan dengan fokus awal pada pick-up dan delivery, menyusul nanti pada fitur loyalty dan tambahan fitur lain.
Meskipun saat ini Haus! banyak mengandalkan pemesanan dan pengantaran dari agregator pihak ketiga, sejak September hingga sekarang ada pegeseran kebiasaan pelanggan Haus! yang melakukan pembelian secara offline.
"Hal ini berhubungan dengan financial health dari kebanyakan agregator pihak ketiga, yang mulai mengurangi cashburning dan subsidi. Akhirnya subsidi ongkir berkurang demikian juga dengan subsidi diskon. Saat ini kami mencatat porsinya sudah 50-50 antara pembelian offline dan online," kata Gufron.
Dengan aplikasi sendiri, Haus! berharap bisa mendapatkan sekitar 25% dari 50% pelanggan online yang sudah ada saat ini. Disinggung apakah ke depannya akan lebih banyak pelanggan yang melakukan pembelian dengan opsi pick-up atau offline, Gufron menyebutkan akan tetap ada pelanggan yang memilih untuk melakukan pembelian secara online, tetapi pilihan pick-up dan langsung ke konter diperkirakan juga makin meningkat.
Saat ini perusahaan mengklaim telah profitable meski jumlahnya belum terlalu mature dibandingkan dengan brand yang sudah lebih dulu menjalankan bisnis. Sejak awal berdiri sebagai startup food tech, Haus! akan tetap fokus kepada profitabilitas dan memanfaatkan tren dari coffee chain hingga new tea & bobba.
"Secara kategori new tea & bobba secara global sedang meningkat. CAGR telah berjumlah hingga dua digit setiap tahunnya. Dan Indonesia baru hadir tahun 2010 lalu, tetapi saat ini mulai bergeser dari tren menjadi kebiasaan dan ke depannya akan menjadi kultur." Tutup Gufron.