1. Startup

Induk Rumah.com Kembali Dapat Pendanaan, Persaingan Bisnis Proptech Makin Menarik Disimak

Selain grup PropertyGuru, ada grup 99.co dan EMPG yang juga mengoperasikan platform proptech di Indonesia

Hari ini (02/9) induk perusahaan Rumah.com, yakni PropertyGuru Group, mengumumkan perolehan pendanaan baru senilai $220 juta atau setara 3,2 triliun Rupiah. Investor yang terlibat adalah TGP Capital dan KKR melalui KKR Asian Fund III. Sebelumnya pada putaran seri D tahun 2018 lalu, kedua investor tersebut juga turut terlibat, didukung EMTEK dan Square Peg Capital.

Dana segar tersebut akan difokuskan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis PropertyGuru di semua pangsa pasar. Dua layanan yang akan turut dimaksimalkan adalah pembiayaan rumah PropertuGuru Finance dan platform untuk pengembang properti PropertyGuru FastKey. Di Indonesia, selain Rumah.com mereka juga turut mengoperasikan RumahDijual.com. Merek berbeda juga dimiliki untuk mendukung bisnisnya di Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

Didasarkan pada riset sebelumnya yang dilakukan DailySocial, meninjau dari tingkat kunjungan di situs web dan aplikasi, kedua platform kelolaan PropertyGuru di Indonesia tergolong memimpin pasar. Mereka bersaing langsung dengan beberapa startup dan grup perusahaan. Misalnya dengan Emerging Markets Property Group (EMPG) yang kini hadir di Indonesia melalui akuisisinya terhadap Lamudi; atau 99.co yang saat ini terafiliasi dengan REA Group melalui joint venture, mereka turut mengoperasikan Rumah123 dan mencaplok situs listing properti Urbanindo.

Para pemain mencoba menangkap momentum pertumbuhan industri properti seiring dengan peningkatan perekonomian di Indonesia, khususnya saat merujuk data sebelum pandemi. Permintaan akan hunian terus meningkat, baik apartemen, rumah, sampai indekos. Sebarannya pun mulai menyeluruh, tidak hanya terpaku di ibukota, seiring dengan adanya pertumbuhan bisnis yang merata di berbagai kota.

Beberapa yang solusi yang dihadirkan proptech menyelesaikan permasalahan mendasar seperti memudahkan proses pencarian properti, transparansi proses bisnis dan transaksi properti, memberdayakan pengembang dan pebisnis lainnya dengan alat digital, hingga menyediakan alternatif solusi properti (seperti coworking atau coliving).

Sekilas startup proptech di Indonesia

Selain tiga grup perusahaan tersebut, ada banyak startup proptech di Indonesia yang berdiri secara independen, mengadopsi model bisnis yang spesifik. Misalnya yang dilakukan Travelio, selain sajikan listing apartemen untuk konsumer, mereka juga miliki bisnis Property Management yang membantu pemilik apartemen mengelola unitnya. Selain memasarkan, menerapkan standardisasi sehingga meningkatkan nilai jual apartemen yang hendak disewakan.

More Coverage:

Yang paling anyar ada juga Pinhome, didirikan Dayu Dara Permata dan Ahmed Aljunied. Alih-alih menjadi marketplace atau situs listing, mereka mencoba menjadi platform online yang memfasilitasi interaksi antara pemilik, pembeli, dan agen properti. Di luar aplikasi berbasis sistem informasi, dari startup lokal juga sudah melahirkan platform pembiayaan untuk pembelian properti. Dua di antaranya Gradana dan Taphomes.

Juni lalu, startup proptech lokal Jendela360 juga baru bukukan pendanaan 14 miliar Rupiah. Layanan mereka unik, memadukan unsur visual dengan virtual reality untuk memudahkan pengguna melihat detail apartemen yang hendak disewa. YukStay tahun ini juga bergabung di Y Combinator, bersamaan dengan itu mereka berhasil kumpulkan pendanaan seri A senilai 65 miliar Rupiah.

Application Information Will Show Up Here