11 Jenis Branding dalam Dunia Bisnis yang Wajib Diketahui Pemasar
Pentingnya Pemahaman Terhadap Jenis-Jenis Branding untuk Mengembangkan Bisnis
Dalam era bisnis modern yang terus berkembang, branding telah menjadi unsur kunci dalam membangun citra dan identitas perusahaan.
Branding bukan lagi sekadar membuat logo atau tagline, tetapi mencakup serangkaian elemen untuk menarik perhatian konsumen dan membangun hubungan jangka panjang. Oleh karena itu, pemahaman tentang jenis-jenis branding menjadi suatu keharusan bagi setiap pelaku bisnis yang ingin meraih kesuksesan.
Mengapa Kita Perlu Mengenal Jenis-Jenis Branding?
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang branding, mungkin Anda bertanya-tanya: mengapa kita perlu mengenal jenis-jenis branding? Jawabannya terletak pada esensi fundamental bahwa branding bukan sekadar identitas visual atau narasi cerdas.
Branding adalah bahasa yang memungkinkan perusahaan berbicara dengan konsumennya, membangun ikatan emosional, dan membentuk persepsi yang kuat di benak pelanggan.
Dalam sebuah era di mana konsumen memiliki akses tanpa batas ke informasi dan opsi, branding bukanlah sekadar keinginan tetapi sebuah kebutuhan strategis. Mengenal jenis-jenis branding memberikan landasan bagi perusahaan untuk mengembangkan pendekatan yang tepat sesuai dengan tujuan bisnis mereka.
Jenis-jenis Branding
Berikut adalah beberapa jenis branding menurut laman Tailor Brands.
Corporate Branding
Corporate branding difokuskan pada pembentukan reputasi perusahaan melalui pemberian janji, seperti pelayanan yang cepat dan kualitas terbaik. Hal itu akan menciptakan kesan yang kuat di mata konsumen, terlebih jika produk baru yang dikenalkan terkait dengan merek yang sudah dikenal sebelumnya.
Personal Branding
Berfokus pada pembentukan citra dan reputasi individu, terutama relevan untuk selebriti, politisi, dan influencer. Penting untuk mempertahankan citra publik yang positif, terutama karena bisa meningkatkan peluang karir dan membangun kredibilitas.
Product Branding
Product branding membuat konsumen memilih suatu produk berdasarkan nama merek saja. Ini melibatkan asosiasi positif antara logo atau warna tertentu dengan kualitas dan karakteristik produk.
Geographical Branding
Jenis ini menyoroti ciri-ciri unik suatu wilayah sebagai nilai tambah dan menjadikannya alasan mengapa tempat tersebut layak dikunjungi.
Online Branding
Disebut juga internet branding, yaitu berkaitan dengan pengenalan citra merek secara online, termasuk di situs web, media sosial, blog, atau berbagai platform online lainnya. Strategi ini memastikan perusahaan relevan dan dapat diakses oleh khalayak lebih luas secara online.
Offline Branding
Keseimbangan antara online dan offline branding membantu menciptakan kohesi dalam pengalaman merek secara menyeluruh. Offline branding terjadi di luar platform digital, melibatkan aktivitas seperti membagikan kartu nama, iklan di media cetak konvensional, dan poster.
Co-branding
Co-branding melibatkan kerjasama antara dua merek atau lebih untuk menciptakan produk atau layanan bersama. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan kekuatan dan keunikan masing-masing merek, menciptakan nilai tambah, dan memperluas jangkauan pasar. Contohnya, kolaborasi antara Chitato dan Indomie menghasilkan produk Chitato rasa mie goreng.
Service Branding
Fokus pada penciptaan dan pemasaran identitas untuk layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Ini melibatkan pengelolaan citra positif terkait dengan pengalaman pelanggan, kehandalan, dan kualitas pelayanan.
Ingredient Branding
Menyoroti keunggulan komponen atau bahan tertentu yang digunakan dalam suatu produk. Strategi ini membuat merek terkait erat dengan kualitas tertentu, membantu meningkatkan citra produk dan kepercayaan konsumen.
Activist Branding
Disebut juga conscious branding, yaitu cara untuk memberikan dampak sosial positif melalui merek. Dengan mengadopsi nilai-nilai sosial, perusahaan dapat membangun citra positif dan menarik konsumen yang memiliki kesadaran sosial.
“No-brand” Branding
Disebut juga branding minimalis, di mana produk atau layanan dijual tanpa penonjolan merek. Dengan kata lain, produk itu sendiri sudah cukup untuk menarik perhatian konsumen tanpa perlu bergantung pada fitur atau identitas merek. Pendekatan ini mungkin cocok untuk produk atau layanan yang ingin fokus pada nilai dan kualitas tanpa terpengaruh oleh citra merek.
Dalam keseluruhan, mengenal jenis-jenis branding ini tidak hanya memungkinkan perusahaan untuk memahami dan memanfaatkan kekuatan mereka sendiri, tetapi juga membantu mereka mengukur dampak dan efektivitas strategi branding.