Jongla Raih Pendanaan Seri B Senilai Rp 71 Miliar, Dialokasikan untuk Pengembangan AI dan Bot
Inovasi berbasis AI, bot dan otomatisasi menggambarkan langkah Jongla masuk ke sektor pelanggan bisnis
Aplikasi pesan Jongla baru saja mengamankan pendanaan Seri B dengan nilai total mencapai € 5 juta (setara dengan Rp 71 miliar). Pendanaan kali disebutkan akan digunakan sebagai amunisi untuk melakukan inovasi pada aplikasi dan memberikan sejumlah fitur baru seperti AI atau kecerdasan buatan.
Jongla sendiri masuk ke tanah air dua tahun silam. Aplikasi asal Finlandia ini setidaknya masih berusaha berjuang melawan aplikasi pesan instan yang sudah banyak dikenal masyarakat seperti WhatsApp, Line, atau BBM. Pendanaan kali ini setidaknya akan menambah bahan bakar mereka untuk mendekatkan dengan pengguna di beberapa negara tempat mereka beroperasi, salah satunya Indonesia.
Dalam rilisnya, Founder Jongla Arto Boman mengungkapkan bahwa dengan tambahan modal yang didapatkannya Jongla akan berusaha menjalin beberapa kemitraan strategis, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah menerapkan teknologi AI dan bot yang dipercaya akan mampu merevolusi industri pesan instan bagi perusahaan dan konsumen. Melihat pernyataan ini tampak Jongla akan mulai fokus pada ceruk kelas bisnis.
Selain itu pihak Jongla juga akan terus berusaha meningkatkan penggunaan aplikasi pesan Jongla di negara-negara berkembang seperti Brazil, Nigeria, Turki, Iran, India dan Indonesia. Menurut Jongla pasar di negara berkembang termasuk yang sangat potensial, di negara-negara tersebut frekuensi pengiriman jumlah pesan juga terus meningkat dalam tiga bulan terakhir.
Di Indonesia sendiri Jongla sudah beberapa kali mengungkapkan keseriusannya mendobrak dominasi aplikasi pesan instan yang sudah ada. Bahkan beberapa waktu lalu mereka mengeluarkan fitur Open Jongla. Sebuah fitur yang disebut-sebut sebagai platform untuk menghapus batasan aplikasi dalam berkirim pesan.
Namun jika melihat popularitas layanan sejenis di Indonesia, Jongla bisa dikatakan masih kalah jauh dengan pesaingnya. Hal ini mungkin karena apa yang diberikan Jongla selama ini masih tergolong biasa dan tidak ada sesuatu yang membedakan dengan aplikasi yang lain. Di Indonesia tampaknya akan semakin sulit menembus hegemoni pesan instan populer seperti WhatsApp, Line, dan BBM jika tidak benar-benar menyuguhkan sesuatu yang unik, menarik, dan dirasakan manfaatnya.
Bocoran rencana Jongla yang aktif pada AI dan bot ini juga menandakan bahwa pihaknya akan fokus pada pelanggan kelas korporasi, khususnya bisnis, lebih spesifiknya untuk keperluan customer service. Mari kita tunggu bersama seperti apa strategi Jongla untuk meraih pengguna, terutama pengguna Indonesia.