Kasus Sticker di Platform LINE Berdampak Luas ke Komunitas LINE Creator
Komunitas merasa proses review stiker kini menjadi lebih lama, stiker couple yang isinya "aman" juga disebutkan diblokir
Dampak kasus stiker LGBT yang kemarin ramai diperbincangkan di platform messaging LINE ternyata berdampak luas. Karena stiker tersebut berasal dari komunitas pembuat stiker, yang biasa dikenal sebagai LINE Creator, setelah kasus tersebut proses review stiker diklaim menjadi lebih lama. Pihak LINE sendiri mengaku sedang merevisi dan menyesuaikan peraturan dan ketentuan stiker yang diperbolehkan dengan mempertimbangkan kearifan budaya lokal.
Berdasarkan perbincangan dengan komunitas LINE Creator, yang masing-masing namanya memilih untuk tidak disebutkan, mereka merasa adanya penurunan kepercayaan klien terhadap produk-produk stiker. Selain itu mereka juga mengklaim adanya proses review yang lebih lama untuk setiap set stiker yang dimasukkan, proses review sebelumnya dianggap lebih cepat.
Mengingat banyak desainer yang sudah menggantungkan "dapurnya" ke bisnis pembuatan stiker, terutama untuk platform LINE, komunitas berharap adanya prosedur yang lebih jelas dan ketat (dan proaktif dari sisi LINE) supaya desainer tidak kena imbas kasus seperti ini lagi. Selain isu LGBT dan pornografi, mereka berharap LINE juga memfilter konten-konten yang berbau rasis dan agama yang terlalu ekstrem, dalam hal ini kita kenal dengan istilah SARA. Secara umum, desainer percaya bahwa pihak LINE mampu mengatasi permasalahan ini.
Pihak LINE sendiri mengaku memang sedang mempelajari kemungkinan revisi peraturan yang sudah ada. Team Leader of PR LINE Indonesia Teddy Arifianto kepada DailySocial mengatakan, "Saat ini kami sedang merevisi dan menyesuaikan dengan mempertimbangkan kearifan budaya lokal, terutama untuk stiker yang dipersepsikan memiliki nuansa sensitif bagi masyarakat Indonesia. Perubahannya masih dalam proses dan akan segera disosialisasikan kepada para kreator khususnya yang berkarya di Indonesia."
[Baca juga:5 Sticker LINE Bertema Indonesia]
Teddy mengaku perubahan peraturan ini pasti berdampak bagi kegiatan komunitas LINE Creator secara keseluruhan. Untuk itu ia menekankan pentingnya kegiatan sosialisasi tentang kebijakan baru, ketika telah tersedia, supaya memahami dan mengerti soal kondisi yang berlaku di Indonesia.
Kehadiran stiker dengan tema LGBT di LINE, meskipun sesungguhnya juga ada di platform messaging lain, sempat membuat beberapa figur publik menyerukan boikot terhadap penggunaan layanan messaging yang berasal dari Jepang ini. Indonesia sendiri merupakan pasar terbesar keempat LINE di dunia, setelah Jepang, Thailand, dan Taiwan.