1. Startup

Kevin Mintaraga Hadirkan Portal Informasi Vendor Pernikahan Bridestory

Setelah melepaskan posisi puncak di digital agency XM Gravity yang didirikannya, Kevin Mintaraga terjun ke dunia startup dengan menghadirkan portal informasi vendor pernikahan Bridestory. Bersifat beta dan sudah bisa diakses mulai hari ini, Bridestory menampilkan daftar yang informatif berkaitan dengan vendor pernikahan dengan tampilan Pinterest-esque yang segar.

Bersama dengan istrinya Nastassya Saputra yang sudah lebih dulu terjun ke industri ini, Kevin melihat bahwa masih ada banyak potensi bisnis di dalam industri wedding, terlebih lagi industri wedding dengan menggunakan platform digital. Menyitir penelitian oleh Splendid Insight, ukuran pasar industri ini di Indonesia mencapai $7 miliar di tahun 2013. Kevin optimis bahwa pengalamannya di dunia digital akan mendorongnya untuk menyasar pasar yang semakin getol mencari referensi melalui platform online, dengan lebih dari 70% calon pengantin mencari informasi melalui layanan media sosial dan mesin pencarian.

Bridestory sendiri terdiri dari dua bagian besar, pertama untuk calon pengantin dan yang kedua untuk vendor. Menggunakan Bridestory, calon pengantin bakal dengan mudah menyimpan berbagai vendor yang diminatinya dan kemudian melakukan follow up, baik melalui sistem pesan yang disediakan oleh Bridestory maupun melalui detail kontak yang disertakan oleh vendor. Daftar kategori vendor yang tertera di sisi kiri bisa menjadi checklist tentang kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh calon pengantin untuk mempersiapkan hari terindah dalam hidupnya.

Vendor sendiri bisa memanfaatkan Bridestory sebagai platform untuk memperkenalkan produknya ke target pasar yang sesuai. Dengan tampilan situs yang menarik, vendor bisa menggunakan Bridestory sebagai situsnya secara de facto jika calon pengantin ingin mengetahui lebih baik tentang profil vendor tersebut tanpa harus memiliki situs sendiri terlebih dahulu. Bridestory juga menyediakan unsur sosial untuk setiap halaman vendor dengan menginformasikan jumlah pengunjung dan yang menyukai hasil karya vendor tersebut.

"Vendor di Bridestory bermacam-macam. Intinya, kami ingin mempermudah, memberikan pilihan, dan mempertemukan pasangan yang akan menikah dengan vendor wedding yang tepat, sehingga mereka dapat menciptakan wedding impian mereka", ujar Kevin dalam rilis persnya.

Menurut Kevin yang kami hubungi melalui email, saat ini sudah terdapat lebih dari 80 vendor yang terdaftar dalam 19 kategori Bridestory. Kevin mengatakan saat ini mereka belum akan memonetisasi Bridestory karena akan fokus memberikan pengalaman terbaik bagi calon pengantin dan memastikan vendor pernikahan memperoleh bisnis melalui platform-nya ini. Terdapat pula daftar khusus Diamond List Vendors, yang juga masih diterapkan secara gratis, yang berbasiskan undangan untuk memastikan vendor yang terdaftar memenuhi standar kerja tertentu dan reputasi yang kredibel.

Terkait dengan potensi Bridestory menembus pasar industri vendor pernikahan, Kevin menjawab mereka menawarkan kategorisasi berbasiskan tema warna dan kategori vendor untuk mempermudah pencarian bagi pengguna. Tentu saja kemudahan calon pengantin untuk berkomunikasi dengan vendor melalui platform ini adalah satu hal yang ditonjolkan oleh Bridestory. Di industri ini, Bridestory akan berusaha menarik ceruk pasar yang selama ini dikuasai oleh Weddingku.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]