Kiat Membangun Kultur Perusahaan di Startup
Sebagai upaya motivasi pekerja untuk bisa lebih produktif dan memaksimalkan potensinya
Salah satu tantangan perusahaan rintisan di fase awal ialah memiliki tim kompak yang mampu berkolaborasi dengan baik memutarkan roda bisnis. Dan untuk membentuk itu maka diperlukan sesuatu yang dapat memotivasi anggota dari tim tersebut.
Jika saat ini Anda merasa belum bisa menawarkan benefit seperti gaji yang besar, fasilitas yang lengkap dan lainnya, coba tawarkan kepada calon kandidat kultur perusahaan yang baik dan menyenangkan. Dengan demikian calon kandidat tersebut akhirnya bisa memilih suasana kerja yang menyenangkan, mendukung dan baik, ketimbang memilih perusahaan dengan penawaran gaji yang besar namun tidak mampu untuk mendorong peningkatan karier dan kenyamanan bekerja pegawainya.
Artikel berikut ini akan membahas 5 kiat membangun kultur perusahaan yang baiknya dibangun oleh startup untuk bisa mendapatkan talent yang tepat, loyal dan cerdas.
Bangun kultur perusahaan sedini mungkin
Dinamika startup yang tidak menentu dan mengalami perubahan yang cepat merupakan alasan utama mengapa startup wajib untuk membangun kultur perusahaan sejak awal. Perubahan inovasi, model bisnis hingga rencana untuk melakukan pivot, bisa membuat ketidakpastian masa depan perusahaan dan tentunya meresahkan pegawai. Sebagai Founder, Anda bertanggung jawab untuk bisa meyakinkan pegawai bahwa perusahaan akan bisa bertahan dan berjalan seperti biasa, meskipun sedang dilanda kesulitan.
Dengan membangun kultur perusahaan sejak awal, bisa menjadi dasar yang kuat kepada pegawai untuk tetap bisa bekerja, setia dengan perusahaan dan rela meluangkan waktu lebih untuk melewati kesulitan yang ada. Jika diperlukan cobalah tanyakan 4 pertanyaan berikut ini:
- Seperti apa proses pengambilan keputusan berlangsung? Apakah masing-masing pegawai berhak untuk melakukan hal tersebut atau harus menunggu persetujuan terlebih dahulu?
- Seperti apa prioritas startup Anda? Apakah lebih mengutamakan consumer-centric atau mengutamakan pertumbuhan perusahaan?
- Bagaimana cara sesama pegawai melakukan komunikasi? Apakah dengan menggunakan Slack? Secara langsung? Melalui email? Apakah semua komunikasi harus bersifat transparan oleh semua pegawai?
- Bagaimana kegiatan di luar kantor atau aktivitas yang menyenangkan dan melibatkan pegawai? Perhatikan juga pegawai yang bekerja secara remote.
Carilah pegawai yang dibutuhkan
Ketika waktunya untuk melakukan perekrutan pegawai, carilah pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan. Jangan memperkerjakan pegawai yang memiliki posisi yang sama sehingga menjadi redundant. Idealnya adalah ciptakan keharmonisan antara pegawai yang satu dan lainnya sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang saling berbeda. Dengan demikian Anda bisa menciptakan anggota tim yang lengkap dan saling mengisi. Coba perhatikan 3 poin berikut:
- Apakah dalam proses perekrutan Anda hanya menyebarkan informasi lowongan pekerjaan di beberapa channel saja dan bersifat tertutup?
- Apakah Anda sudah memperkerjakan pegawai yang memiliki kemampuan lebih dan ahli dalam bidangnya?
- Apakah Anda kurang memperhatikan beberapa posisi yang menurut Anda tidak terlalu penting dan kurang menarik? Apakah Anda sudah mencoba untuk mencari pegawai yang tepat untuk pekerjaan tersebut?
Terapkan kebiasaan kerja yang sesuai dengan kultur perusahaan
Dalam hal ini pimpinan memiliki peranan penting untuk menerapkan kebiasaan kerja yang sesuai dengan kultur perusahaan. Sebagai contoh upayakan pimpinan atau manajemen di perusahaan Anda disiplin untuk selalu hadir tepat waktu di kantor dan saat waktunya meeting tiba, ciptakan rutinitas ini secara konsisten dan tanamkan komitmen di kalangan pimpinan hingga pegawai. Nantinya secara alami pegawai Anda akan bisa menghormati peraturan dan kebiasaan yang ada di perusahaan, tanpa merasa terpaksa atau ditekan oleh peraturan hingga manajemen di perusahaan.
Ciptakan hubungan yang baik dengan pegawai
Untuk bisa mendapatkan pegawai yang baik, cerdas dan loyal upayakan untuk melakukan proses pencarian pegawai layaknya Anda mencari pasangan hidup. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana, seperti ajukan pertanyaan lanjutan usai wawancara dilakukan, perhatikan dengan baik respon serta tanggapan calon pegawai terhadap suasana kantor dan perusahaan Anda hingga mengundang mereka untuk mengikuti kegiatan di luar jam kerja.
Dengan menerapkan cara-cara tersebut Anda sebagai Founder secara langsung bisa menunjukkan seperti apa kultur perusahaan dan dinamika yang ada di perusahaan, dengan demikian pegawai bisa melihat secara langsung perkembangan dan suasana yang ada tanpa adanya kesan perusahaan berusaha untuk menutupi informasi atau fakta yang ada di dalam perusahaan.