1. Startup

Komunitas Teknologi Melawan Perubahan Baru Yang Dilakukan Twitter

Keputusan Twitter untuk membatasi akses aplikasi pihak ketiga mendapatkan reaksi yang cukup hebat dari berbagai pihak di industri, dari pengguna biasa sampai blogger, jurnalis, dan para pengembang aplikasi. Teriakan mayoritas terutama berasal dari kenyataan bahwa aplikasi mobile Twitter sendiri tidak memiliki kualitas sebaik para kompetitornya, dengan fitur yang minim dan tidak ada integrasi pihak ketiga.

CEO Flipboard, Mike McCue, yang sempat menjadi dewan direksi Twitter, jelas mengerti perubahan yang diterapkan Twitter ini dan mengundurkan diri dari Twitter awal bulan ini. Tidak ada cara bagi Flipboard untuk tidak bertabrakan dengan kebijakan baru Twitter ini dan mereka tidak tertarik untuk mematuhinya.

Seperti yang terjadi, setelah Mike meninggalkan Twitter, beberapa sumber berita yang ada di sumber konten terpilih di Flipboard diubah ke sumber yang ada di Facebook jika ada penggantinya. Feed berita untuk GeekTyrant dan Moviefone di koleksi FlipFilm, sebagai contohnya, tidak lagi menarik konten dari akun Twitter mereka. Sebagai hasilnya, pengguna Flipboard tidak bisa lagi meretweet atau memfavoritkan konten mereka.

Dalton Caldwell yang mendirikan PicPlz dan MixMedia Labs telah mengalihkan perhatiannya dengan membuat Twitter alternatif bernama App.net, yang merupakan tiruan dari Twitter tetapi membebankan biaya keanggotaan tahunan sebesar $50 dengan tidak adanya iklan sebagai imbalan.

Pengembang app.net diminta untuk memberikan kontribusi sebesar $100 pertahun dan akan mendapatkan akses penuh untuk API platform ini. Sementara para pengembang dan blogger terkemuka dengan cepat mendukung alternatif ini, mengingat sifat dari layanan berbayar, app.net tidak akan bisa mendapatkan jumlah pengguna mendekati yang dimiliki Twitter.

Pengembang aplikasi Marco Tabini memutuskan untuk mengintepretasikan ulang pengumuman Michael Sippey dengan beberapa penjelasan dalam upaya untuk menyederhanakan post tersebut menjadi lebih bisa dimengerti. Layak untuk dibaca.

Di Twitter, ada banyak kemarahan yang ditujukan pada Twitter karena mengesampingkan struktur yang telah membuat layanan ini populer. Layton Duncan, pengembang aplikasi iOS, mengritik kualitas aplikasi resmi Twitter sebagai alasan untuk protes tersebut.

Jason Snell dari Macworld juga mengatakan hal yang serupa,

 

Sean Heber dari IconFactory berpikir bahwa kuadran terlarang dibutuhkan agar tiga kuadran yang lain bisa ada. IconFactory adalah perusahaan di balik Twitterrific, aplikasi native Twitter untuk perangkat mobile yang pertama kali dibuat. Twitterrific diluncurkan untuk iOS pada tahun 2007, beberapa bulan sebelum Apple mengizinkan pengembang untuk membuat aplikasi unttuk iPhone.

Anil Dash memutuskan untuk menulis ulang tulisan Michael Sippey. Ia mengambil pandangan yang lebih tidak memihak dan membuat seluruh post-nya tampak lebih bisa diterima dan dicerna secara dingin.

Dengan adanya pengumuman versi Anil, jika saja Twitter mengambil cara seperti ini, mungkin saja mereka tidak akan menerima kemarahan para pengembang. Atau setidaknya tidak segera. Namun tidak diragukan lagi bahwa akan ada orang yang menghadirkan interpretasi yang lebih frontal dan kita akan tetap berada di situasi sekarang.

[Sumber gambar Flickr/thomashawk]