Laporan Sarasehan Januari 2009
Akhirnya, event Sarasehan yang kedua telah selesai dilaksanakan dengan sukses semalam di warung favorit saya, Wetiga. Acara lanjutan dari event sebelumnya yang mengulas Netpreneur bulan Desember lalu, kali ini membahas mengenai fenomena jejaring sosial khususnya di Indonesia. Tentu saja bintang tamu yang diundang kali ini pun para pemain-pemain besar di bidang situs jejaring sosial yaitu teman-teman dari Digli, dan juga Sanny Gaddafi sang empunya Fupei.
Namun kendala yang dihadapi semalam adalah cuaca yang kurang bersahabat sehingga acara harus diundur setengah jam dan beberapa rekan menjadi berhalangan hadir karena cuaca tersebut. Memang hujan kemarin cukup besar dan membuat banjir di beberapa daerah di Jakarta, dan pastinya akan menimbulkan kemacetan yang merembet kemana-mana.
Meskipun begitu, beberapa rekan yang berhasil datang dengan sukses akhirnya mulai untuk berdiskusi, meskipun rencana untuk duduk lesehan dibatalkan, lagi-lagi karena masalah cuaca, dan akhirnya duduk di kursi-kursi angkringan. But nevertheless, acara cukup sukses meskipun yang datang tidak terlalu banyak.
Pembicaraan dimulai dengan sharing pengalaman oleh teman-teman dari Digli (Andrie) mengenai konsep dari Digli (Digital Life), mengapa memilih konsep jejaring sosial, target pasar dan metode pemasaran yang juga kemudian dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan dari teman-teman yang hadir. Berikutnya giliran Sagad yang berbagi cerita mengenai konsep Fupei dan pengembangan-pengembangan yang terjadi di Fupei.
Mungkin di Sarasehan kali ini, pembicaraan yang paling menarik adalah diskusi mengenai fund-raising atau pencairan dana dari VC (Venture Capital) yang menginvestasikan dana ke penyedia layanan jejaring sosial. Dalam hal ini, Sagad berbagi pengalamannya berurusan dengan banyak VC dari luar maupun lokal. Pak Didi juga turut menanggapi dan berbagi tips mengenai bagaimana cara menentukan jumlah uang yang akan diinvestasikan oleh VC untuk kelangsungan bisnis, dan tips masalah legalitas (hukum).
Pak Didi juga memperkirakan tahun 2009 adalah tahun yang semarak terutama dari sisi pertumbuhan web startup lokal, dan bagaimana vendor-vendor luar negeri akan sudah mulai melirik Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan. Buktinya, LinkedIn dan Plurk yang mengadopsi bahasa Indonesia sebagai salah satu pilihan interfacenya. Hal ini seharusnya dimanfaatkan oleh para pengembang web untuk menghasilkan konten yang bermutu dan mengincar para investor baik dalam bentuk iklan dan lainnya, karena sekarang ini iklan dengan konten lokal masih banyak lari ke situs luar negeri seperti Friendster dan Facebook.
Setelah diskusi panjang lebar mengenai VC dan funding, pembicaraan somehow beralih ke fenomena politik dan internet. Dilatarbelakangi oleh kesuksesan Obama menggunakan media internet, sepertinya para politisi Indonesia pun latah melakukan strategi yang sama, bahkan sampai rela dan ikhlas mengeluarkan ratusan milyar untuk biaya konsultasi dengan konsultan internet skala internasional. Fupei pun kembali bercerita mengenai pendekatan yang dilakukan untuk membawa suasana pesta demokrasi tersebut di Fupei.
Akhirnya di penghujung acara, Sagad dari Fupei mengumumkan rilisnya fitur terbaru yang baru saja live di Fupei dan juga mengenai beberapa situs jejaring sosial lain yang baru saja dikembangkan oleh Sagad, yaitu NgeShout. Ngeshout adalah sebuah microblogging tool yang dikembangkan oleh Sagad dan akan segera di-review di Daily Social (tentunya).
Saya pribadi, beserta rekan-rekan dari Wetiga berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman yang sudah rela berhujan-hujan ria, bernyasar-nyasar juga demi menghadiri acara Sarasehan ini. Semoga dengan kedatangannya di Sarasehan, teman-teman semua mendapat pengetahuan baru, teman baru, dan yang pasti ide-ide baru, inovasi untuk memperkaya konten web lokal kita. Sampai ketemu di Sarasehan Feb 09!
ps:kalau ada saran, kritik, dan info untuk mendukung Sarasehan silahkan komentar dibawah atau email saya di rmamuaya at gmail dot com.