Layanan Stock Photo PixtaStock Bidik Pasar Asia Tenggara
Sebuah layanan stock photo yang berbasis di Jepang PixtaStock membidik pasar Asia Tenggara dengan membuka kantor cabangnya di Singapura. Berusaha menawarkan lebih banyak gambar berbasis orang Asia, PixtaStock bisa digunakan oleh konsumen di Indonesia untuk membeli foto maupun menjual foto -- yang kedua ini khususnya untuk fotografer.
Kami berbincang dengan Business Development Leader PixtaStock Yusuke Saito yang berkantor di Singapura tentang layanan stock photo ini. Menurut Yusuke, langkah ekspansi ke Asia Tenggara adalah ingin mengumpulkan lebih banyak lagi gambar-gambar yang berbasis orang Asia karena kebanyakan layanan stock photo lainnya, terutama yang berbasis di Amerika Serikat, tidak banyak yang memiliki gambar-gambar tersebut. Sebagai perusahaan yang berasal dari Asia, mereka ingin membuat komunitas kontributor di kawasan ini.
Di Asia Tenggara, PixtaStock telah memiliki jangka panjang membina komunitas fotografi di Singapura, Malaysia, dan Thailand, termasuk dengan membangun jaringan dan pelatihan khusus untuk pembuatan stock photo. Ketika disinggung soal Indonesia, Yusuke mengatakan pihaknya pasti akan memasuki Indonesia dalam beberapa waktu ke depan, meskipun belum sampai taraf pembinaan komunitas seperti di negara-negara tetangga. Semoga jika fotografer Indonesia menunjukkan animo tinggi untuk layanan seperti ini, PixtaStock akan berpikir dua kali untuk menunda operasionalnya di sini.
PixtaStock menjual foto dengan konsep satuan dan harga yang berbeda-beda untuk setiap ukuran. Ukuran S berdimensi 640x480 piksel misalnya dijual di harga $5 per buahnya, sementara ukuran XL berdimensi 5200x3900 piksel dijual dengan tarif $50 per buah. Semua harga dipatok dalam mata uang dollar Amerika Serikat.
Saat ini PixtaStock telah memiliki lebih dari 4,6 juta gambar di dalam basisdatanya terutama yang berasal dari Jepang. Di luar foto yang bertema Jepang, saat ini PixtaStock memiliki 220.000 foto koleksi. Khusus untuk kontributor non-Jepang yang berasal dari Asia, PixtaStock menargetkan untuk memperoleh satu juta gambar di akhir tahun ini, dengan target pendapatan $1 juta.
Pengguna di Indonesia yang ingin menggunakan foto yang ada di PixtaStock bisa menggunakan kartu kredit untuk membelinya. Bagi fotografer yang ingin menjual fotonya melalui PixtaStock, segera siapkan akun PayPal atau Skrill/Moneybookers untuk menerima pembayaran dengan skema komisi seperti yang tertera di halaman ini.
Bagaimana jika ada yang minat membeli foto tapi merasa harga yang ditawarkan terlalu mahal? Apakah tidak ada skema berlangganan seperti halnya di layanan lain? Menurut Yusuke, pihaknya sudah memiliki layanan berbasis langganan tersendiri yang bernama Imasia. Imasia saat ini masih melayani pasar Jepang dan diharapkan bisa diekspansikan ke pasar internasional musim panas ini.
Tentang mengapa ada dua layanan terpisah, antara PixtaStock yang menjual foto secara satuan dan Imasia yang berbasis langganan, Yusuke mengatakan adanya dua format yang berbeda ini untuk mengakomodasi dua kebutuhan yang berbeda. Ada klien yang membutuhkan stock photo dalam jumlah banyak, misalnya perusahaan periklanan ataupun media, sehingga membutuhkan layanan berlangganan. Ada pula yang hanya ingin membeli satu-dua buah saja untuk kebutuhan pribadi.
Apakah tidak ada startup dari Indonesia yang berminat memasuki segmen stock photo ini?
[Ilustrasi foto: Shutterstock]