Mandiri Capital Mulai Kelola Dana Investasi dari LP Luar Grup Perusahaan
Ada tiga fund aktif yang saat ini dikelola MCI: Balance Sheet Fund dari Mandiri Group, Global Climate Tech Fund, dan BTN Fund
Mandiri Capital Indonesia (MCI), CVC dari Bank Mandiri, mulai membidik posisi sebagai fund manager, seperti model bisnis VC kebanyakan, agar bisa mengelola fund dari LP di luar Mandiri Group. Ambisi tersebut dilancarkan terhitung sejak akhir tahun lalu, ada dua fund yang akan segera aktif pada tahun ini, yakni BTN Fund dan Merah Putih Fund.
CEO Mandiri Capital Indonesia Ronald Simorangkir menyampaikan, dengan mengelola uang investor di luar Bank Mandiri, harapannya MCI dapat lebih mandiri (self-sustain) untuk memenuhi operasionalnya sendiri. “Kita mulai bangun setahap demi setahap, sehingga 1-2 tahun mendatang jadi fund manager yang mandiri bisa self-sustain,” ujarnya saat Media Outlook 2024 di Jakarta, Rabu (17/1).
BTN Fund dengan target dana kelolaan $20 juta (sekitar Rp312 miliar) ditargetkan dapat segera beroperasi setelah pertama kali diumumkan pada awal Desember 2023. MCI akan memperoleh komisi dari pengelolaan dana tersebut. Sementara itu, Merah Putih Fund telah mengumpulkan dana sebesar $300 juta. Dana ini dikelola secara bersama oleh CVC pelat merah lainnya, yakni BRI Ventures, MDI Ventures, Telkomsel Ventures, dan BNI Ventures.
Saat ini MCI mengelola dua fund yang telah aktif digunakan untuk berinvestasi: balance sheet fund dari Mandiri Group sebesar $250 juta dan Global Climate Tech Fund yang saat ini masih dalam proses penggalangan dengan target dana sebesar $150 juta.
Dari keduanya terdapat 23 startup aktif yang telah didanai berasal dari 14 vertikal bisnis, mulai dari lending, B2B value chain, dan fintech & payment enablers. MCI juga sudah exit di tujuh startup (tiga full exit dan empat partial exit), seperti: MOKA, Cashlez, dan DamCorp.
Bila dipisah berdasarkan tiap dana kelolaan, walau Global Climate Tech Fund masih dalam penggalangan dana, sudah ada sejumlah startup yang telah didanai, yakni: Greenhope, Cakap, Delos, dan FishLog. Hal ini dikarenakan dana kelolaan tersebut merupakan kelanjutan dari mandat Indonesia Impact Fund (IIF) yang sudah diluncurkan sejak 2021.
Strategi investasi tahun ini
Ronald melanjutkan, MCI sebagai CVC memiliki mandat untuk terus mendukung strategi Bank Mandiri dengan menciptakan value creation demi mencapai bisnis yang inovatif dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui implementasi program XYZ, meliputi:
- Program Xponent untuk business matchmaking startup dengan Mandiri Group;
- Program Xchange dengan melakukan innovation benchmark terhadap beberapa innovation lab yang ada di Singapura;
- Y-Axis yang mewadahi para startup untuk memperluas jejaring terhadap tech-community, investor, dan korporasi;
- Program Zenith Accelerator yang ditujukan untuk pengembangan bisnis dan kolaborasi bersama ekosistem Mandiri Group.
“Kami membina berbagai startup sebelum akhirnya diinvestasi. Ada yang sudah berjalan. Jadi kita benar-benar beri pekerjaan, bentuknya MoU atau piloting, bukan workshop, jadi ada produk yang siap digunakan oleh Mandiri Group,” imbuh Ronald.
Direktur Investasi Mandiri Capital Indonesia Dennis Pratistha menambahkan menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan keberlanjutan jangka panjang dan memanfaatkan sinergi adalah tujuan dari value creation. Penyelarasan strategis ini tidak hanya meningkatkan kesehatan keuangan masing-masing unit bisnis, namun juga memposisikan seluruh portofolio untuk beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan pasar yang dinamis, sehingga mendorong kesuksesan yang bertahan lama.
“Kita lihat sesuatu itu secara jangka panjang, makanya bantu startup menumbuhkan bisnisnya. Makanya kita juga enggak ikut FOMO (fear of missing out), enggak ikut ke Web3 atau wealthtech seperti saat pandemi kemarin,” kata Dennis.
CFO Mandiri Capital Indonesia Wisnu Setiadi menyampaikan, karena MCI fokus bangun fundamental bisnis startup sendiri, maka saat likuiditas di pasar sedang kering, valuasi startup akan dinilai dari fundamental yang sudah mereka punya. Jadi angkanya lebih nyata dan terukur secara logis.
“Saat likuiditas kembali normal, dengan inflasi terkontrol dan global tension mendingin. Di situ kita bisa realized-kan gain-gain tersebut dengan aktif divestasi dan lihat potensi baru untuk diinvestasikan,” tambahnya.
More Coverage:
Pada tahun ini, sektor yang dinilai MCI menarik dilirik adalah rantai pasok yang masih banyak aspek konvensional dalam proses bisnisnya. Kemudian, sustainable green business juga turut dilirik, sejalan dengan inisiatif dari Global Climate Tech Fund. MCI akan membidik startup dari global untuk membawa teknologinya masuk ke Indonesia.
“Climate tech masih sangat baru di Indonesia. Maka untuk memulainya harus bangun ekosistemnya di sini, undang dari luar untuk bawa knowledge-nya yang berguna untuk Indonesia,” pungkas Dennis.