1. Startup

MDI Ventures Memperkenalkan "eMerge", Program untuk Fasilitasi Jaringan Angel Investor di Indonesia

Membantu menghubungkan para angel investor dan startup di putaran pendanaan tahap awal

Perusahaan ventura milik Telkom Group, MDI Ventures, meluncurkan platform eMerge yang dapat menghubungkan jaringan angel investor dan startup di Indonesia. Platform ini menutup kesepakatan pertamanya yang diperoleh startup livestreaming game Gox dengan nominal yang dirahasiakan.

eMerge merupakan platform yang difasilitasi oleh MDI Ventures untuk mempertemukan angel investor dan startup tahap awal (early stage) di Indonesia. MDI enggan menyebut jumlah angel investor yang telah bergabung ke platform eMerge.

Partner di Centauri MDI-KB Kenneth Li mengatakan, pihaknya ingin membuka kesempatan kepada angel investor untuk berinvestasi di startup lokal. Ia melihat selama ini startup tidak selalu bertemu dengan angel investor yang tepat untuk membangun bisnis.

Selain itu, ekosistem angel investor di Indonesia kurang terekspos karena mereka cenderung menutup identitasnya ketika berinvestasi. Berbeda dengan kiblat industri digital dunia, Amerika Serikat dan Tiongkok yang sudah terbentuk jaringan angel investor-nya.

"Maka itu, kami ingin bantu develop ekosistem ini. Angel investor dapat membawa startup yang mereka temui ke dalam platform ini," ungkap Kenneth saat dihubungi oleh DailySocial.id.

Tidak ada kriteria khusus bagi angel investor yang ingin berinvestasi melalui platform ini. Namun, Kenneth menambahkan bahwa MDI akan ikut memberikan pendampingan kepada para angel investor ini.

"Kami akan assist dan educate, tetapi angel investors lead the investment. Mereka yang melakukan negosiasi dengan startup. Kami bantu di aspek legal dan due dilligence," ungkapnya.

Sedikit informasi, eMerge memiliki ketentuan periode investasi dari 1-10 tahun dengan target return sekitar 2,6 kali dalam 3,5 tahun dan internal rate of return (IRR) tahunan sebesar 27%.

Ekosistem angel investor di Indonesia

Berdasarkan laporan Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) di 2020, ekosistem angel investor di Indonesia saat ini masuk fase bertumbuh (growing), bersama dengan Filipina, Thailand, dan Vietnam. Sementara ekosistem angel investor di negara tetangga, Malaysia dan Singapura, sudah ada di fase mature.

Di Indonesia, ANGIN merupakan organisasi jaringan angel investor terbesar di Indonesia yang memiliki 130 klien investor, termasuk 80 angel investor individu. Dari jumlah tersebut, ANGIN telah mengumpulkan lebih dari 200 investor tahap awal yang terlibat dalam pendanaan.

Meski VC sudah mulai bermain di ticket size kecil, Impact Investment Lead ANGIN Benedikta Atika menilai bahwa angel investor punya peran yang lebih relevan, terutama bagi startup tahap awal.

More Coverage:

Ada beberapa faktor yang melandasi hal ini, yakni fleksibilitas angel investor dalam memberikan dukungan di luar kapital serta minat angel investor untuk memberi dukungan ke sektor niche (misal less-tech enabled model, social impact) yang selama ini dianggap kurang menarik oleh investor pada umumnya.

Dalam jajaran angel investor yang bergabung di ANGIN, terdapat investor institusi yang datang dari VC, keluarga konglomerat, korporat, impact investor, dan organisasi. Sementara dari kalangan individu, datang dari pengusaha, HNWI (High-Net-Worth-Individuals), dan figur publik. Sebesar 80% dari total klien ANGIN adalah orang Indonesia.

Sebelumnya, Founder & CEO Kenangan Kapital Edward Tirtanata juga sempat menyinggung tentang minimnya akses untuk terhubung dengan angel investor di Indonesia. Ia menilai eksistensi angel investor di Indonesia sebetulnya bukannya tidak ada, hanya saja mereka cenderung tak ingin terekspos namanya. Edward sendiri telah menjajal peran baru sebagai angel investor lewat Kenangan Fund selama dua tahun terakhir.