Pentingnya Memahami Tujuan dan Strategi Marketing untuk Startup
Didasarkan pada kebutuhan brand, karakteristik konsumen, dan analisis data yang dimiliki
Upaya pemasaran merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh setiap startup, terutama bagi startup yang masih berada di tahap awal. Selain membantu menciptakan awareness terkait produknya, kegiatan pemasaran juga dapat membantu startup tahap awal melakukan validasi ide dan model bisnis, serta menguji prototipe produk yang telah dibuat.
Hal tersebut membuat topik marketing juga tidak ketinggalan untuk menjadi pembahasan dalam kegiatan mentoring pada program akselerasi DSLaunchpad 2.0 yang didukung oleh Amazon Web Services (AWS). Untuk membantu para peserta lebih memahami strategi dan eksekusi marketing startupnya, turut hadir sebagai mentor Johnny Widodo (CEO OLX Autos Indonesia) dan Shinta Nurfauzia (Co-CEO and Co-Founder of Lemonilo), untuk berbagi pengalaman dan pengetahuannya pada rangkaian terakhir sesi mentoring pada program akselerasi ini.
Mengerti Makna dan Tujuan dari Upaya Marketing yang Ingin Dilakukan
Secara pengertian, ada banyak sekali pengertian marketing yang bisa kita temukan di buku, internet, maupun sumber lainnya. Namun, menurut Johnny Widodo, dari berbagai versi pengertian marketing, secara kesimpulan ada beberapa hal yang dilakukan oleh marketing dalam perannya mendukung perkembangan bisnis.
Yang pertama, marketing dilakukan untuk mencari dan mengerti unfulfilled needs dan desire para konsumen. “Marketing has to think how it can help to profitably translate that consumer needs into revenue or even profit.” ujar Johnny. Kedua, marketing merupakan upaya untuk membangun hubungan dengan konsumen. Terakhir, untuk membangun hubungan tersebut, marketing dapat dilakukan dengan menciptakan pesan yang dapat mendorong konsumen untuk mengambil satu action.
[embed]https://youtu.be/OEWSL_JPjmw[/embed]
Setelah itu, hal pertama yang harus dilakukan oleh startup untuk memulai upaya pemasarannya adalah dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Johnny, ada dua objektif utama dalam upaya marketing, yang pertama adalah membangun brand lalu yang kedua adalah mendukung growth dari bisnis yang dimiliki. Senada dengan Johnny, dalam presentasinya, Shinta Nurfauzia mengungkapkan secara umum ada beberapa marketing objectives yang biasa digunakan, yaitu:
- Melakukan promosi produk baru
- Membangun brand awareness
- Meningkatkan penjualan
- Membidik market dan konsumen baru
- Menjaga hubungan dengan konsumen lama
- Meningkatkan brand loyalty;
Selain marketing objectives yang disebutkan di atas, tentunya masih banyak lagi pilihan lainnya dalam menentukan tujuan pemasaran, tergantung kebutuhan brand masing-masing. “Pertanyaan pertama kalau kita mau melakukan marketing, apa dulu nih tujuannya, harus jelas, karena tujuan yang berbeda maka cara dan usahanya bisa berbeda pula.” jelas Shinta.
[embed]https://www.youtube.com/watch?v=y6VRDuUHlRw&feature=youtu.be[/embed]
Membangun Strategi dan Eksekusi Marketing di Tahap Awal
Dalam membangun suatu brand, strategi marketing dapat difokuskan untuk memenuhi berbagai marketing funnel yang dimiliki. Hal ini dilakukan untuk mengonversi konsumen potensial mulai dari tahap awareness hingga advocacy, dimana konsumen akan menjadi sosok brand evangelist untuk startup. “Bagaimana sebenarnya kalau kita lihat dari awareness orang yang pernah dengar brand kita sampai dia mengconsider untuk memakai, sampai dia coba, sampai dia beli lagi, sampai dia akhirnya bilang I’m just gonna use that brand.” tambah Johnny. Selain itu, dari dua sesi yang berbeda, ada dua hal utama yang perlu diperhatikan dalam penyusunan strategi dan eksekusi marketing di tahap awal menurut kedua mentor, yaitu bagaimana startup dapat memilih channel marketing yang tepat dan memulai upaya pemasaran secara organik lewat peran digital marketing.
a. Memilih Chanel Marketing yang Tepat
Untuk membuat strategi marketing yang tepat, startup juga perlu mengandalkan data dan insight. Peran kedua hal tersebut disini sangat penting untuk membantu startup dalam membangun strategi di awal, serta mengevaluasi strategi tersebut di akhir kampanye. Termasuk dalam menentukan channel marketing apa yang akan digunakan untuk menjangkau konsumen.
Bagi startup di tahap awal, mengetahui channel marketing yang tepat tentunya dapat membantu mereka menghemat tenaga dan biaya dalam melakukan kegiatan marketing. Salah satu caranya dengan mengetahui siapa target konsumen utama kita, lalu memilih channel apa yang efektif untuk menjangkau mereka. “Kalau budget kita tidak banyak, sebenarnya akan sangat membantu jika kita tahu dulu low-hanging fruit consumen kita siapa atau main target market kita siapa, kemudian kita fokuskan energy dan juga cost untuk marketing ke satu target itu.” tambah Shinta.
b. Memulai dari Upaya Organik lewat Digital Marketing
Dalam sesinya, Shinta menyarankan kepada para pelaku startup tahap awal untuk memulai upaya marketing secara organik, salah satunya melalui digital marketing. “Always start with organic channel, always start with organic digital marketing.” ujarnya. Saat ditanya kapan seharusnya startup mulai melakukan upaya berbayar dalam strategi marketing, Shinta menjawab salah satu indikatornya adalah saat kurva perkembangan saat melakukan upaya organik mulai stagnan. “At one point growthnya stagnan curve-nya, disitulah dibutuhkan paid marketing.” ucapnya.
Pada akhirnya, tujuan dan strategi marketing yang diterapkan oleh masing-masing startup harus kembali disesuaikan dengan kebutuhan brand dan juga karakteristik konsumen. Selain itu, startup juga harus terus menganalisis data yang dimiliki untuk dapat dijadikan bahan menyusun strategi marketing berikutnya. Dengan penyusunan strategi yang tepat, startup dapat menjangkau konsumennya dengan lebih efektif dan efisien.