Memasuki Tahun Keempat, TaniHub Mulai Fokus Ekspansi ke Luar Jawa
Dengan membangun lebih banyak pusat distribusi serta pusat pemrosesan dan pengemasan produk di beberapa titik
Startup agritech TaniHub mulai ekspansi layanan ke luar Pulau Jawa memasuki hari jadinya yang keempat. Rencana tersebut akan didukung dengan memperkuat infrastruktur berupa pusat distribusi dan pusat pemrosesan dan pengemasan produk.
CEO TaniHub Ivan Arie Setiawan menerangkan, saat ini perusahaan memiliki lima pusat distribusi yang lokasinya masih di sekitar Jawa dan Bali, tepatnya di Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.
“Kita dalam dua tahun ke depan tidak hanya terfokus di Jawa dan Bali. Tapi juga di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi,” ucap Ivan dalam konferensi pers secara virtual, Senin (24/8).
Ekspansi pusat distribusi ini bertujuan untuk pemerataan penyebaran produk pertanian di seantero Indonesia. Alhasil, rantai pasok komoditas akan lebih efisien dan harga bisa terkendali. “Petani jadi punya kepastian untuk terus budidaya dalam jumlah signifikan agar kesejahteraan mereka meningkat.”
Dalam mendukung itu, TaniHub kini memiliki pusat pemrosesan dan pengemasan produk atau processing packing center (PPC) di Malang yang akan dirilis dalam waktu dekat. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menghemat waktu distribusi produk pertanian hingga dua hari.
“Fasilitas ini baru ada di Malang, idealnya di tiap provinsi harus ada PPC. Nanti bakal ada di Jawa Barat, seperti Majalengka, lalu di Medan,” tambah Director of Supply Chain TaniHub Group Sariyo.
Kedua infrastruktur ini akan membuat TaniHub dapat memenuhi standar impor produk pertanian dapat merata, tak hanya ada di Pulau Jawa saja.
Ivan menuturkan, selama empat tahun berdiri, perusahaan sudah fokus untuk memperkuat sisi hulu. Seperti mendirikan TaniFund pada 2017 dan TaniSupply pada dua tahun berikutnya. Hal ini dilakukan agar perusahaan bukan sebatas menjadi penjual dari produk petani, namun ikut membina petani di hulu dalam proses produksi hingga panen.
“Kita juga harus berkolaborasi [dengan banyak mitra] supaya target membina 1 juta petani bisa segera terealisasi sebelum tahun 2023.”
Dampak pandemi
Meski perusahaan termasuk salah satu industri yang “beruntung” di tengah pandemi, sebetulnya ada rencana yang harus tertunda, yakni ekspansi ke luar Indonesia. “Kami memang mau ekspansi global, namun karena pandemi rencana ini agak tertunda namun tetap menjadi rencana besar kami dalam satu tahun depan tergantung situasi di negara tersebut,” jelas Co-Founder & President TaniHub Group Pamitra Wineka.
Sembari menyiapkan rencana besar tersebut, memperkuat pusat distribusi dan PCC menjadi faktor pendukung TaniHub. Pasalnya, kendala yang saat ini dihadapi perusahaan untuk ekspor adalah perlunya konsistensi hasil panen dari petani yang saat ini masih belum optimal, secara timing maupun kuantitas yang grade A.
More Coverage:
“Tapi kita sudah mulai meningkatkan intensinya dari TaniFund untuk bantu sediakan bibit dan pupuk terbaik, maupun pengetahuan dari agronomis kita agar hasil panen mereka bisa meningkat kualitasnya.”
Transaksi di TaniHub selama pandemi diklaim mengalami kenaikan. Produk tanaman herbal misalnya, paling banyak dicari konsumen dan kenaikannya mencapai 20%. Jumlah pengguna pun bertambah hingga 20 ribu orang.
Secara keseluruhan, transaksi tumbuh tiga kali lipat setiap tahun. Empat tahun beroperasi, kini TaniHub telah menggaet lebih dari 30 ribu petani kecil yang bergabung ke dalam ekosistem.