Mengenal Platform Penerbitan Digital BooksLife
Mengupayakan kemudahan, terjangkau, dan personal bagi penggunanya
Kebiasaan mengkonsumsi konten digital dewasa ini terus berkembang. Masyarakat mulai terbiasa dengan hal-hal yang berhubungan dengan digital, tak terkecuali buku. Kondisi lantas membuka peluang, terutama dalam hal penerbitan buku berbasis digital. BooksLife adalah salah satu yang mencoba peruntungannya di ranah ini. BooksLife dengan percaya diri menasbihkan diri sebagai platform penerbitan digital pertama di Indonesia.
Hal tersebut bukan tanpa alasan. BooksLife mengklaim telah melakukan proses persis seperti penerbitan pada umumnya, hanya saja semuanya dilakukan secara digital, mulai dari upload naskah sampai dengan transaksi yang dilakukan secara transparan.
Ardianto Agung, pendiri BooksLife, memulai platform ini sejak Mei tahun lalu. Seiring berjalannya waktu BooksLife mulai menjalankan strategi dengan menggandeng penulis-penulis ternama seperti Dewi Lestari, Asma Nadia, Vabyo, dan nama-nama lainnya untuk menerbitkan buku dalam bentuk digital melalui platform BooksLife.
"Di tahun 2018 ini, Bookslife berkolaborasi dengan penulis-penulis yang sudah cukup dikenal seperti Dewi Lestari, Asma Nadia, Tisa TS, Sekar Ayu, Alexander Thian, Vabyo, Windy Ariestanty, dan juga Adhimas Imanuel. Melalui kolaborasi , bookslife berharap bisa mengajak para pembaca setia penulis-penulis ini untuk berkenalan dengan buku digital. Bookslife juga bekerja sama dengan komunitas penulisan yang ada di daerah-daerah untuk memperkenalkan konsep bookslife dan juga mengajak penulis baru untuk bergabung," terang Ardianto.
Ada tiga hal yang tengah diupayakan Ardianto melalui BooksLife, yang pertama adalah kemudahan. BooksLife mencoba memberikan konsep yang memudahkan dan memberikan kebebasan bagi penulis untuk berkreasi dan menerbitkan karyanya tanpa ada pembatasan genre. Setiap naskah yang masuk dalam sistem BooksLife akan dikurasi dan penulis akan mendapatkan fasilitas pembuatan cover dan layout secara gratis. Kemudahan yang diberikan diharapkan bisa membantu regenerasi penulis muda dan berkualitas.
Selanjutnya yang diupayakan BooksLife adalah akses terhadap buku yang terjangkau. Sistem penjualan yang digunakan di BooksLife adalah sistem part atau per bagian. Setiap bagian dalam buku akan dijual seharga Rp5000. Dengan konsep ini selain pembaca bisa lebih murah menjangkau buku yang ingin dibaca penulis juga akan mendapat royalti hingga 40%.
Hal yang terakhir yang coba diusahakan BooksLife memberikan kesan personal. Setiap pembaca dan penulis di BooksLife akan difasilitasi dengan sebuah dashboard personal yang memungkinkan pembaca memantau secara langsung setiap transaksi yang dilakukan. Sedangkan bagi penulis dashboard bisa digunakan untuk melihat pendapatan dari penjualan buku-bukunya.
Terus sosialisasi
Salah satu tantangan yang harus dihadapi BooksLife adalah meyakinkan penulis bahwa penerbitan digital memiliki peluang sama dengan penerbitan konvensional.
Disampaikan Ardianto, tahun ini BooksLife akan fokus pada sosialisasi dan edukasi penerbitan digital baik kepada pembaca maupun penulis. BooksLife juga akan mengadakan dan terlibat di beberapa acara penulisan, seperti festival penulisan untuk lebih mengenalkan BooksLife secara luas. Termasuk berkolaborasi dengan penyedia konten pendidikan untuk menyediakan materi pendukung pendidikan yang terjangkau dan mudah diakses di BooksLife.
"Saat ini kami merasa bahwa pembaca sudah mulai akrab dengan konsep buku digital. Sayangnya, yang tersedia saat ini lebih kepada distribusi digital, mereka memasarkan buku-buku yang sebelumnya sudah dicetak ke dalam bentuk digital. sementara menurut saya animo untuk membaca digital cukup tinggi, bisa dilihat dari ramainya pembaca mengunjungi platform menulis," terang Ardianto.
Menjadi platform penerbitan digital yang dipercaya penulis dan pembaca menjadi salah satu cita-cita BooksLife. Dalam perjalanannya BooksLife juga ingin menjadi platform yang memberikan edukasi kepada penulis tentang tulisan yang baik. Di sisi lain BooksLife juga ingin mengajak pembaca lebih menghargai sebuah karya, namun tidak memberatkan dari segi akses dan harga sehingga industri penerbitan digital dan elemen-elemen di dalamnya bisa saling mendukung dan berjalan dengan baik.