Mengoptimalkan Penggalangan Dana Bagi Pendiri Baru Startup
Pentingnya memilih angel investor yang tepat hingga pengetahuan tentang manajamen keuangan
Ketika usaha sudah dijalankan sesuai dengan ide bisnis yang ada, adalah menjadi suatu hal yang penting bagi pendiri baru perusahaan rintisan untuk meningkatkan jumlah modal usaha. Jika dijalankan dengan benar, bukan hanya investor yang didapatkan namun juga pengetahuan dan jaringan yang luas di kalangan venture capital, angel investor, dan lainnya. Tips DailySocial kali ini adalah seputar pencarian dana untuk penambahan modal perusahaan rintisan terutama bagi para pendiri baru, seperti yang ditulis oleh Founder & CEO Glassbreakers Eileen Carey.
Hal mendasar yang harus diketahui
Sebelum mulai melakukan penggalangan dana daftarkan terlebih dahulu startup Anda sebagai perusahaan. Hal ini penting bagi pendiri yang nantinya bertanggung jawab melaporkan hal tersebut kepada co-founder, dewan direksi, hingga para investor. Hal penting lainnya yang bisa dilakukan oleh perusahaan rintisan adalah untuk mendaftarkan hak patennya agar terhindar dari penjiplakan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan HAM.
Untuk urusan keuangan, buatlah rekening khusus untuk startup agar nantinya ketika pendanaan sudah diperoleh dapat langsung di transfer ke rekening milik perusahaan.
Selanjutnya seorang pendiri harus memahami bahwa hanya investor yang terakreditasi yang bisa memberikan pendanaan. Hal ini penting terutama untuk Anda pendiri baru yang mulai melakukan fundraising pada tahun pertama. Jika Anda tidak yakin investor terakreditasi, pengacara Anda dapat membantu membuat konsep surat untuk ditandatangani dengan rincian apa yang mendefinisikan "investor terakreditasi" untuk mengkonfirmasi investor tersebut telah memenuhi kriteria.
Menyiapkan diri untuk kesuksesan
Meluncurkan startup tidak mudah. Jika Anda bakal meluncurkan sebuah startup teknologi dan Anda tidak menguasai hal-hal teknis, tidak memiliki produk, desain atau perangkat lunak, sebagai pendiri Anda perlu bermitra dengan co-founder yang mengerti tentang pemrograman, coding, dan hal-hal teknis lainnya. Begitu juga sebaliknya, jika Anda sebagai pendiri kurang menguasai hal-hal pemasaran hingga memperluas jaringan, maka Anda pun memerlukan co-founder yang dinamis dan mengetahui hal-hal tersebut. Saling mengisi satu sama lain adalah salah satu kunci kesuksesan dari kemajuan usaha Anda. Di awal usaha menghabiskan waktu untuk sekedar brainstorming atau mengetahui visi dan misi satu sama lain dengan co-founder bisa menciptakan chemistry yang baik.
Penggalangan dana merupakan proses yang sulit dan menguras tenaga. Adalah menjadi hal yang krusial bagi pendiri perusahaan rintisan baru untuk memiliki sedikit dana sebelum melakukan pitching kepada venture capital atau investor. Sebelum melakukan penggalangan dana, lakukan dulu bootstrap sesuai dengan kemampuan anda sebagai founder dan tentunya bantuan dari co-founder. Bantuan pendanaan dari kalangan terdekat, seperti keluarga, teman dan lainnya bukan hanya bermanfaat untuk pendanaan awal, namun juga sebagai tes atau latihan bahwa model bisnis Anda dapat diterima dengan baik oleh mereka.
Obligasi konversi vs pembiayaan ekuitas
Sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu fungsi dan perbedaan obligasi konversi dan pembiayaan ekuitas, serta mana yang lebih baik dan diperlukan ketika perusahaan rintisan baru saja mulai berjalan. Belajar dari pengalaman, Founder & CEO Glassbreakers Eileen Carey saat memulai usaha memilih menerapkan obligasi konversi. Mengapa demikian? Karena dengan begitu startup berhak untuk menentukan aturan. Penerbitan obligasi pada rasio pertukaran yang sudah ditentukan lebih cepat daripada mendapatkan dana dari angel investor.
Sementara itu pembiayaan ekuitas berkisar dari teman, keluarga, angel investor, dan venture capital. Penempatan dana dari investor ini dikonversi menjadi bagian saham pada bisnis startup tersebut. Diperlukan persiapan serta produk yang benar-benar siap sebelum melakukan pitching kepada angel investor dan venture capital.
Kedua proses pitching tersebut memiliki aturan dan sifat yang berbeda, disarankan untuk perusahaan rintisan yang baru saja memulai usahanya memilih obligasi konversi terlebih dahulu. Jika benar-benar siap baru dilakukan pembiayaan ekuitas.
Sebagai CEO, adalah hal yang penting untuk mengetahui tentang pembukuan, pembiayaan ekuitas, hingga obligasi konversi. Jika belum mengerti secara keseluruhan, paling tidak perlu diketahui hal-hal mendasar seputar manajemen keuangan.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pendiri perusahaan rintisan di tahun pertama adalah perlunya dibentuk arah yang akan ditempuh demi perkembangan dari perusahaan. Jika nantinya saat penggalangan dana ada beberapa investor yang ingin melakukan kuasa/kontrol penuh terhadap perusahaan Anda dan masuk dalam dewan direksi, disarankan untuk menolak kesepakatan tersebut. Yang penting adalah Anda dan tim berdiri secara independen tanpa adanya campur tangan dari investor di dalam organisasi perusahaan Anda.
Mencari Angel Investor
Pelajari lebih mendalam startup yang memberikan produk dan layanan yang serupa dengan Anda. Mencari angel investor artinya Anda sebagai pendiri harus melakukan kegiatan di luar kantor seperti menghadiri konferensi, workshop, kompetisi dan acara networking lainnya. Dengan demikian startup Anda pun akan lebih dikenal dan lebih mudah untuk mempromosikan produk yang telah Anda miliki kepada angel investor. Perluas jaringan Anda di luar kota. Jika perusahaan rintisan Anda berbasis di Jakarta, coba lebarkan networking ke luar kota hingga luar negeri.
Jangan berkecil hati ketika mendapatkan penolakan dari angel investor. Ciptakan terus hubungan yang baik dengan mereka dengan cara mengirimkan berita terbaru mengenai perkembangan terkini tentang perusahaan rintisan anda.
Bidik investor dengan minat yang sama
Jika produk yang dibuat bersentuhan dengan konsumen perempuan coba temukan seorang angel investor perempuan. Nantinya dengan mudah Anda sebagai pendiri dapat menciptakan storytelling yang mudah dimengerti dan diterima oleh angel investor tersebut. Begitu juga dengan bidang lain seperti finansial, pendidikan hingga kesehatan, coba temukan pola yang sesuai antara produk yang Anda hasilkan dengan angel investor yang memiliki latar belakang yang sama.
Akselerator
Jika diperlukan, bisa juga startup Anda mendapatkan bantuan berupa mentoring, perbaikan, hingga pembiayaan dengan mengikuti proram akselerasi. Nantinya Anda pun dapat melakukan networking dengan para investor hingga venture capital yang biasanya disiapkan oleh akselerator tersebut. Hindari beberapa akselerator yang meminta bagian ekuitas dari startup anda, demi mendapatkan mentoring dan networking.
Pitch Deck
Jika ingin sukses menarik perhatian angel investor dan venture capital saat proses pitching, buat pitch deck yang tersusun rapi dan sarat dengan cerita dibalik produk yang dibuat. Nantinya akan banyak perubahan yang Anda buat untuk menyempurnakan pitch deck. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah deck harus berisikan masalah yang ada, solusi, misi hingga pendanaan. Buatlah pitch deck minimal 12 slide lengkap dengan appendix dan riset dan tambahan informasi yang diperlukan.
Saat proses penggalangan dana startup Anda kerap mendapatkan penolakan dari angel investor hingga venture capital, jangan pernah putus asa. Masalahnya bukan pada startup Anda, Anda belum menemukan investor yang tepat. Jalani proses yang ada dan terus perbaiki produk yang Anda miliki demi mendapatkan pendanaan baru dari investor yang tepat.