Merasa Dimata-matai, Cina Akan Tinggalkan Produk Server IBM
Pemerintah Cina dikabarkan meminta Bank dan Departemen Keuangan untuk meninggalkan server berbasis IBM dan menggantinya dengan produk server lokal. Tindakan tersebut merupakan salah satu kewaspadaan Cina terhadap spionase digital yang dilakukan AS.
Cina dan AS memang sedang saling menuduh satu sama lain tentang tindakan mata-mata yang dilakukan baik oleh AS maupun Cina. Kemelut ini berawal sejak seminggu setelah jaksa Amerika mendakwa lima petugas militer Cina yang diduga menyusup komputer perusahaan-perusahaan di AS dan mencuri data rahasia. Sementara itu seminggu setelah keputusan itu Cina menuduh AS memata-matai Cina. Dikatakan target spesifik spionase digital yang dilakukan AS meliputi perusahaan Huawei Technologies, Kementerian Perdagangan Cina, Kementerian Luar Negeri, dan Tencent Holdings, pemilik WeChat.
Sepertinya sedang terjadi kemelut besar dalam bidang digital. Bahkan AS sedang berpikir untuk tidak memberikan visa kepada para hacker asal Cina untuk mengikuti konferensi hacker yang cukup ternama di dunia, Black Hat, yang diadakan di Las Vegas Agustus nanti. Kabar ini muncur setelah beberapa hari lalu Cina melarang penggunaan Windows 8 untuk instansi pemerintahan. Pelarangan tersebut berdasarkan alasan yang sebenarnya agak janggal, yaitu penghematan energi, karena penggunaan Windows 7 tidak dilarang. Setidaknya dengan diperbolehkannya Windows 7, Microsoft tetap dapat berkomitmen untuk menghentikan dukungan untuk pengguna Windows XP sebagaimana rencana sebelumnya.
Kalau kita mengingat beberapa waktu silam, Indonesia juga memiliki masalah yang sama, yaitu dimata-matai. Istilah yang menjadi headline saat itu “disadap”. Cina sangat berniat untuk melakukan antisipasi terhadap berbagai kemungkinkan yang lebih buruk terhadap serangan penyadapan negara adi kuasa tersebut. Tentunya hal ini penting, karena walau bagaimanapun setiap negara memiliki privasi yang harus disembunyikan dari pihak asing.
Bagi perusahaan teknologi yang berbasis di AS keadaan ini cukup mengagetkan, terutama bagi IBM, karena konsumsi Cina akan perangkat server IBM cukup tinggi. Jika kasus ini tak kunjung mereda maka akan terus menimbulkan kerugian pada kerjasama kedua negara, karena erat kaitannya dengan kepercayaan dan integritas kerjasama bilateral.
[Gambar: Shutterstock]
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Randi Eka Yonida.