Mereka-reka Implementasi "BlackBerry Messenger Money" di Indonesia
Dalam wawancaranya dengan BBC, Managing Director Research In Motion (RIM) South Asia Hastings Singh menyebutkan bahwa pihaknya akan meluncurkan layanan "BlackBerry Messenger (BBM) Money" dalam waktu dekat dan akan diperkenalkan pertama kalinya di Indonesia. Secara singkat, Singh menjelaskan bahwa BBM Money adalah layanan transfer peer-to-peer di mana setiap orang dengan ponsel BlackBerry dapat mentransfer sejumlah dana ke orang lain menggunakan ponsel BlackBerry-nya itu.
Meskipun memang belum ada penjelasan lebih lanjut tentang implementasi BBM Money karena belum menjadi produk resmi, bolehlah kita berandai-andai tentang bagaimana implementasi BBM Money ini di Indonesia. Sebelumnya, tidak ada yang heran jika RIM merilis BBM Money di Indonesia. Pertama, Indonesia bisa dibilang adalah pasar paling penting bagi RIM saat ini. Yang kedua, Indonesia termasuk negara mobile first, di mana penggunaan mobile jauh lebih dulu (dan lebih advance) ketimbang desktop/komputer untuk pengaksesan Internet.
Kembali ke BBM Money, saya berpikir ada tiga metode yang bisa digunakan. Pertama adalah BlackBerry ID ditautkan dengan platform finansial khusus yang dikembangkan oleh RIM. Dengan platform ini pengguna bisa memasukkan data finansialnya (baik perbankan maupun kartu kredit). Kelebihannya, karena ini semua dimiliki oleh RIM maka kontrol di sisi RIM menjadi lebih mudah. Kekurangannya, regulasi di Indonesia masih ketat dalam mengatur layanan keuangan yang diberikan oleh perusahaan non-perbankan. Ini bisa menjadi batu sandungan jika tak taat asas.
Yang kedua adalah BlackBerry ID yang ditautkan dengan layanan PayPal. Selama ini PayPal adalah layanan finansial yang digunakan oleh BlackBerry World (dahulu App World). Integrasi dan implementasinya tentu tak sulit dengan sistem yang ada sekarang. Kerugiannya mungkin berkaitan dengan kontrol yang tidak dimiliki oleh RIM, plus potongan PayPal sebagai layanan pihak ketiga.
Hal ketiga adalah bekerja sama dengan operator partner. Setidaknya tiga operator terbesar di Indonesia sudah memiliki layanan e-wallet dan memiliki izin dari Bank Indonesia sebagai penyedia jasa keuangan non-perbankan. Operator seperti XL misalnya sudah memiliki program transfer dana antar pelanggan. Buat saya integrasi ini jauh lebih aman jika diterapkan di Indonesia, tetapi mungkin akan menjadi problem ketika ingin dijadikan layanan generik secara global.
Yang jelas, RIM melihat ada peluang untuk memasuki area ini mengingat layanan telekomunikasi memiliki penetrasi yang lebih besar ketimbang layanan perbankan konvensional. Mumpung marketshare BlackBerry masih bagus di Indonesia, ini tentu peluang untuk mencari pemasukan baru. Mari kita tunggu implementasi riilnya seperti apa.