Microsoft Boyong Komunitas AI Founders Club ke Indonesia, Berisi 18 Startup Lokal
Dua peserta di antaranya adalah MTARGET dan Meeting.AI
Microsoft memboyong komunitas Microsoft AI Founders Club ke Indonesia. Komunitas ini eksklusif bagi startup B2B yang berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan bisnis mereka dengan AI di Indonesia.
Peluncuran Microsoft AI Founders Club merupakan kelanjutan dari Microsoft for Startups Founders Hub yang diperkenalkan pada 2022, yang memperkuat komitmen Microsoft untuk memberdayakan ambisi startup, mempercepat inovasi, berpotensi menciptakan ekonomi baru, dan menavigasi kompleksitas lanskap bisnis yang terus berubah.
Berikut benefit yang diberikan untuk anggota komunitas:
- Coaching personal dari Microsoft Executive Advisors di berbagai bidang AI, seperti engineering, keuangan, dan go-to-market.
- Bimbingan tentang cara membangun thought leadership di LinkedIn.
- Akses eksklusif untuk meninjau solusi AI baru dari Microsoft.
- Interaksi dengan engineer Microsoft untuk mengakses solusi dalam preview guna mengembangkan peta jalan pengembangan produk AI yang komprehensif.
“Dengan banyaknya peluang yang ditawarkan oleh AI, kami percaya startup dapat merevolusi operasi bisnis mereka, mendapatkan insight unik tentang perilaku pelanggan, mengembangkan solusi dan ekonomi baru yang out-of-the-box, serta menciptakan dampak positif yang belum ada sebelumnya. Inilah mengapa kami sangat senang dapat membawa Microsoft AI Founders Club ke Indonesia,” ujar Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir dalam keterangan resmi, kemarin (6/3).
Dia melanjutkan, “[..] Dengan Microsoft AI Founders Club, anggota Founders Hub terpilih yang berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan mereka dengan AI dan menciptakan ekonomi baru yang didukung AI untuk Indonesia, akan menerima akses tambahan ke teknologi, alat, dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk sukses, serta menciptakan dampak positif dalam era AI baru ini.”
Sebanyak 18 startup Indonesia telah terpilih untuk bergabung, di antaranya adalah MTARGET dan Meeting.AI. Dihubungi lebih lanjut oleh DailySocial.id, Microsoft menolak untuk merinci lebih lanjut startup yang masuk ke dalam komunitas ini, selain MTARGET dan Meeting.AI. Alasannya dikarenakan ada kesepakatan yang tidak boleh disebarluaskan antara kedua belah pihak.
Peserta komunitas
MTARGET merupakan sebuah perusahaan email marketing yang berkomitmen untuk menyediakan solusi email all-in-one. Sedangkan, Meeting.AI adalah software transkripsi dan ringkasan otomatis berbasis AI terkemuka di Indonesia yang telah memanfaatkan Microsoft Azure OpenAI Service untuk mengubah setiap rapat, baik online maupun offline, menjadi aset berharga. Meeting.AI merupakan hasil pivot dari Bahasa.ai.
Co-founder dan CTO MTARGET Masas Dani menuturkan masih banyak bisnis yang mengandalkan email untuk pemasaran, serta mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Awalnya perusahaan hanya mempertimbangkan solusi email yang one-size-fits-all, ternyata model ini tidak sustainable karena pelanggan inginnya solusi yang lebih personal.
Kemudian, pihaknya berusaha untuk mengembangkan fitur yang dapat menyarankan konten kreatif untuk membantu pelanggan menyusun email sebagai bagian dari kampanye pemasaran, sehingga membantu mereka menjadi lebih produktif. Setelah mengadopsi layanan Microsoft Azure OpenAI Service, solusi ini bisa dirilis dalam waktu dua minggu.
“Kami senang mengumumkan bahwa fitur ini, yang kami sebut Digital Intelligence Assistant, baru saja diluncurkan, dan merupakan salah satu yang pertama di bidangnya di Asia Tenggara,” ucap Masas.
More Coverage:
Sementara itu, Co-founder dan CEO Meeting.AI Hokiman Kurniawan menjelaskan layanan transkripsi di masa lalu, yang sebagian besar bersifat manual, dapat memakan waktu lama, terbatas dalam hal dukungan bahasa, dan membutuhkan pelatihan yang ekstensif untuk memastikan informasi yang tercantum dalam catatan itu akurat dan relevan. Kekhawatiran ini mendorong timnya untuk mengembangkan solusi unggulan yang didukung oleh genAI, yang menawarkan transkripsi yang akurat dalam Bahasa Indonesia dan juga dialek lokal yang dapat digunakan untuk merangkum pertemuan offline.
“Solusi kami telah berhasil mendukung klien mengurangi waktu yang diperlukan oleh karyawan mereka untuk membuat notulensi rapat; rata-rata karyawan klien kami kini hanya menghabiskan 20% dari waktu mereka dibandingkan sebelumnya yang mencapai 450%, tanpa mengorbankan kualitas hasil kerja. Ini menunjukkan bahwa AI dapat merevolusi produktivitas dan menawarkan cara yang lebih efisien untuk retensi pengetahuan, dan kami berharap dapat mengintegrasikannya dalam semua produk kami,” lanjut Hokiman.
Dalam waktu hanya empat bulan beroperasi, Meeting.AI mencatat lebih dari 50 ribu pengguna yang mendaftar untuk layanan mereka, dan angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan lebih banyaknya perusahaan yang ingin memberikan pengalaman kerja yang lebih bermakna bagi karyawan guna mendorong inovasi, kreativitas, dan produktivitas.