Microsoft Indonesia Ajak Masyarakat Gemari Pemrograman dengan #WeSpeakCode
Ayu Dyan Andari dan Dwika Putra menyelesaikan aplikasi pertamanya dalam waktu 15 jam
Insiatif para inovator IT dunia yang diwadahi dalam organisasi non-profit code.org terus berkembang. Mereka meyakini, bahwa coding atau pemrograman komputer dapat dijadikan sebuah 'budaya' atau rutinitas yang dapat memberikan banyak perubahan pada bagaimana orang berkehidupan sehari-hari. Melalui kampanye berjargon #WeSpeakCode, Microsoft sebagai salah satu pendukung inisiatif code.org turut mensosialisasikan program code.org di Indonesia, bekerja sama dengan Coding(Indonesia);.
WeSpeakCode sendiri merupakan sebuah acara pemrograman yang diselenggarakan untuk orang-orang yang tidak memiliki latar belakang IT (pemrograman). Dalam kesempatan ini, Microsoft menantang Ayu Dyan Andari yang dikenal sebagai seorang fashion designer dan Dwika Putra seorang musisi dan standup comedy-an untuk menghasilkan suatu karya seni yang dikolaborasikan dengan coding.
Kolaborasi bidang seni dan IT yang dikerjakan dalam waktu 15 jam tersebut berhasil menciptakan dua buath aplikasi. Ayu menghasilkan sebuah aplikasi yang menampilkan ragam pola untuk gaun yang dijuluki Technoethnic. Sedangkan Dwika menghasilkan SongFlake, sebuah aplikasi aplikasi real-time yang dapat membentuk visualisasi tertentu sesuai dengan alat musik yang dimainkan.
"Hanya dalam 15 jam, saya dapat menyelesaikan proyek yang saya beri nama Technoethnic. Ini adalah aplikasi yang dapat memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk menentukan pola apa yang mereka inginkan di gaunnya. Saya berharap setelah ini saya dapat mengembangkannya lagi agar saya bisa berinteraksi secara lebih dekat dengan konsumen saya," ujar Ayu setelah menyelesaikan aplikasi pertamanya.
Dalam sambutannya, Community Affairs Manager Microsoft Indonesia Esther Sianipar mengatakan mengatakan bahwa Microsoft Indonesia telah mensosialisasikan manfaat coding bagi masyarakat sejak tahun 2014 melalui code.org, sebuah website non-profit yang didedikasikan untuk memperluas partisipasi masyarakat dalam mempelajari ilmu komputer.
Esther melanjutkan "Walau mereka hanya mempunyai waktu 15 jam, ternyata mereka berhasil menciptakan karya coding yang tentunya dapat menjadi nilai tambah atau ciri khas bagi pekerjaan dan hobi mereka masing-masing. Microsoft Indonesia ingin mendobrak paradigma yang mengatakan bahwa coding hanya untuk orang yang menggeluti teknologi informasi. Pada era digital ini, masyarakat Indonesia perlu memahami coding agar dapat menciptakan sebuah karya dari coding, tidak sekedar menjadi penikmat konten digital."
Selain berkolaborasi dengan para pekerja industri kreatif, Microsoft Indonesia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk mendukung #WeSpeakCode melalui website Thurderclap, sebuah crowd speaking platform yang dapat membantu masyarakat untuk menyuarakan pemikirannya agar lebih terdengar.
Hingga saat ini, kampanye #WeSpeakCode di Thunderclap telah mendapatkan dukungan dari 846 netizen, serta meraih 1.053.055 social reach. Dengan memberikan dukungan melalui Thunderclap, masyarakat dapat membantu menyuarakan manfaat coding bagi kehidupan sehari-hari.
Acara serupa juga masih akan dilanjutkan Microsoft Indonesia dan Coding(Indonesia); dalam beberapa waktu ke depan. Dalam jadwal yang diterima DailySocial melalui rilis resminya, terdapat agenda #WeSpeakCode yang akan mengajak guru-guru, siswa, mahasiswa, LSM, dan perempuan Indonesia yang tersebar di beberapa wilayah untuk coding bersama.