Mimpi Visio Incubator Mendukung Ekosistem Startup Sumatra Barat
Telah memiliki 27 startup dalam program inkubator, segera membuka batch inkubasi di Jakarta
Masih minimnya inovasi dan semangat anak muda di Pulau Sumatra untuk membangun perusahaan rintisan berbasis digital, merupakan salah satu alasan mengapa pada akhirnya Visio Incubator didirikan.
Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO Visio Incubator Hendriko Firman mengungkapkan kehadiran Visio Incubator diharapkan bisa memancing lebih banyak startup baru di pulau Sumatra, meskipun untuk saat ini masih fokus kepada startup yang berada di kawasan Sumatra Barat (Sumbar).
"Kenapa di Sumatra Barat, karena kita berdomisili di Sumbar dan masih ingin dekat dengan keluarga dan ingin melihat dulu awal proses kerja inkubator, which is not [as] costly seperti di Jakarta."
"Sistem kita kan inkubasi, jadi batch pertama kita sudah selesai inkubasi 3 bulan di Padang dan berakhir Juli 2017. Nah untuk startup yang kita inkubasi sebelumnya mereka bisa di mana saja mengoperasikan startup," kata Hendriko.
Mulai tumbuhnya ekosistem startup di Sumbar
Visio Incubator sendiri saat ini masih berbasis di kota Padang Sumbar dan berkantor di Kubik Workingspace. Hingga kini program inkubator Visio Incobator telah memiliki 27 startup dengan 84 Founder.
"Saat ini kita telah mengerjakan batch pertama inkubasi, sprintcubator, hackathon, demo day, dan Startup Padang Lab," kata Hendriko.
Secara perlahan ekosistem startup di Sumbar diklaim mulai tumbuh. Dari data yang ada tercatat sudah mulai banyak universitas yang secara khusus memberikan edukasi soal Teknik Informatika kepada talenta muda di Sumbar. Selain mendukung tumbuhnya talenta muda dalam bidang TI, di Sumbar saat ini juga banyak hadir komunitas startup yang berisikan para startup enthusiast sekaligus angel investor asli Minang.
"Sedikitnya sudah ada 10 kampus yang fokus kepada pengajaran jurusan S1 TI di Sumbar. Sementara untuk komunitas kami memiliki komuntas Android Padang, komunitas Android minang, komunitas Neo-Telemetri, dan relawan TIK," kata Hendriko.
Untuk memberikan edukasi dan pengalaman berharga kepada pendiri startup yang bergabung dalan program inkubator, Visio Incubator juga menjalin kemitraan dengan 10 profesional dan pakar teknologi, salah satunya adalah dengan Software Engineer lulusan Universitas Carnegie Mellon Amerika Serikat, Imre Nagi.
Rencana ekspansi ke Jakarta
Setelah menggelar kegiatan dan program inkubasi batch pertama di Sumbar, Visio Incubator juga sudah membuka pendaftaran batch kedua program inkubator di Jakarta. Tidak hanya fokus kepada startup asal Sumatra, Visio Incubator juga mengajak startup lainnya di seluruh Indonesia untuk bergabung.
"Kenapa tidak memulai langsung di Jakarta, karena perhitungan A/B test dari kita. Sekarang kita sudah tahu proses kerja inkubator di lapangan dan sudah saatnya pindah ke Jakarta karena lebih mudah menjaring startup, bertemu stakeholder, dan bergaul dengan ekosistem yang selangkah lebih maju," kata Hendriko.
Meskipun mengklaim telah memiliki komunitas yang cukup dan minat angel investor di Sumbar, namun secara keseluruhan belum membantu Visio Incubator mengakselerasi pembangunan ekosistem startup di Sumbar. Untuk meneruskan pekerjaan di Sumbar nantinya akan ditempatkan Managing Director yang bertanggung jawab mengelola dan memperluas komunitas di Sumatra Barat. Diharapkan hingga tahun 2020 nanti Visio Incubator bisa merangkul sebanyak 500 startup dalam program inkubatornya.