Aplikasi Informasi Film Movreak Temukan Model Bisnis dan Bakal "Semakin Sosial"
Aplikasi Movreak mungkin adalah layanan lokal satu-satunya yang konsisten menyasar segmen informasi film. Dikembangkan oleh Dycode sejak tahun 2010, Movreak menghadirkan informasi jadwal bioskop dan menyediakan forum komunikasi untuk membahas film-film terkini. Terkait dengan perkembangannya di umur (hampir) empat tahun, Movreak bakal "semakin sosial" dengan fitur-fitur baru yang akan diperkenalkan. Movreak juga sudah menemukan model bisnis yang cocok sebagai sumber monetisasi.
Sebelum membahas tentang rencana-rencana Movreak tahun ini, CEO Dycode Andri Yadi menjelaskan tentang kondisi Movreak saat ini. Sejauh ini unduhan terbesar Movreak dikuasai oleh platform iOS (tersedia versi gratis dan versi berbayar) dengan total 43% pengunduhan. Pengunduhan di platform iOS dan Android menguasai lebih dari 50% total kepemilikan. Windows Phone hanya menyumbang 8% pengunduhan.
Meskipun pengguna iOS menguasai jumlah pengunduhan, ternyata traffic yang dihasilkannya sangat kecil (7%). Traffic terbesar dihasilkan oleh pengguna Windows Phone (lebih dari 51%), diikuti oleh pengguna Android (31%). Mengingat Movreak pernah tersedia secara pre-installed di Lumia 800 dan mereka tidak mengetahui jumlah unit yang terjual di Indonesia, bisa jadi basis pengguna Movreak sesungguhnya malah berada di platform Windows Phone.
Mengingat animo pengguna Windows Phone yang besar terhadap Movreak, Dycode akan menyiapkan pembaruan di platform Windows Phone 8 dalam waktu tak lama lagi. Selain platform Windows Phone, Movreak juga bakal tersedia untuk platform Nokia X begitu jajaran smartphone Android terbaru Nokia ini hadir di pasaran.
Menurut Andri, sepanjang 2014 ini mereka akan fokus untuk memperkuat unsur media sosial Movreak. Nantinya setiap pengguna bisa saling mengikuti (following-follower), berkomunikasi secara internal melalui fasilitas chatting, dan penggunaan stiker ala mobile messaging jaman sekarang. Pihak Movreak berharap peningkatan unsur sosial akan meningkatkan engagement pengguna terhadap layanan ini.
Selain itu selama tahun 2013 Movreak sudah berekspansi menyediakan informasi bioskop di Malaysia dan Singapura. Meskipun demikian sejauh ini lebih dari 90% traffic masih berasal dari Indonesia. Andri menyebutkan mereka belum fokus di pasar regional dan tahun ini akan tetap fokus di sisi engagement pengguna di Indonesia.
Terkait model bisnis, Andri berbagi bahwa sumber monetisasi yang mereka garap saat ini adalah bekerja sama dengan sejumlah produsen film Indonesia untuk promosi film-film lokal yang akan tayang. Sebagai featured news, film lokal akan mulai dipromosikan satu bulan sebelum peluncuran perdana (premiere) dalam bentuk featured news, push notification, dan pemanfaatan akun media sosial untuk meningkatkan awareness penonton akan film tersebut. Implementasinya sudah diterapkan untuk film The Right One menjelang Hari Kasih Sayang Februari lalu.
Movreak juga akan menyasar pasar merchandise dengan produk-produk yang kreatif. Meskipun masih permulaan, Andri optimis model bisnis ini akan bisa menjadi sumber monetisasi Movreak yang berkelanjutan.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]