1. Startup

Muslimarket Dapatkan Pendanaan Seri A, Fokus untuk Ekspansi dan Pengembangan Brand

Akan meluncurkan brand produknya sendiri Ramadhan depan, sembari mematangkan strategi online-to-offline

Setelah dirilis pada Ramadan tahun 2015 lalu, layanan e-commerce fesyen Muslimarket mengumumkan putar pendanaan seri A terbarunya. Pendanaan tersebut membawa nilai perusahaan menjadi $10 juta atau senilai Rp132,6 miliar. Pendanaan seri A kali ini didapat dari beberapa investor, termasuk 500 Startups, investor lokal, dan angel investor yang tidak disebutkan namanya. Pendanaan ini akan difokuskan untuk "growth" perusahaan, termasuk perluasan pangsa pasar.

Menargetkan konsumen busana muslim memang memberikan kesempatan besar kepada Muslimarket. Salah satu alasannya karena saat ini fesyen muslim mulai digemari dan menjadi tren di kalangan banyak orang, khususnya kalangan muda. Namun Muslimarket tidak sendiri, di Indonesia sudah ada beberapa pemain lain yang menyasar segmentasi sama, salah satunya ada HijUp dan Hijabenka.

Dua tahun berdiri, saat ini sekurangnya Muslimarket telah menjual 100 lebih brand fesyen muslim dan muslimah, dengan lebih dari 7000 SKU di platformnya. Saat ini pelanggan masih didominasi dari kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makassar. Namun bersama dengan strategi growth yang akan digalakkan, Muslimarket ingin mulai ekspansi ke luar negeri, seperti ke UK, Turki dan Afrika Selatan.

Tak hanya itu, mirip dengan apa yang dilakukan layanan e-commerce fesyen pada umumnya, sebut saja Zalora, Muslimarket juga berencana untuk meluncurkan brand produk mereka sendiri. Diberi nama SUQMA rencananya akan diperkenalkan pada bulan Ramadhan mendatang. Peluncuran tersebut juga akan dibarengi pematangan konsep O2O (Online-to-Offline), dengan diawali peluncuran dua toko ritel di Jakarta beberapa waktu mendatang.